“Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis,” ujar Totok dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/8/2020).
Totok menegaskan, terkait kabar pelajaran sejarah yang akan dihilangkan dari kurikulum itu tidak benar dan menurut Totok pelajaran sejarah itu penting untuk diajarkan dan diterapkan kepada setiap generasi Indonesia.
“Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang,” kata Totok.
Totok juga mengatakan, perencanaan penyederhanaan kurikulum harus dilakukan dengan hati-hati serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan Pendidikan.
“Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan,” terang Totok.