Sorotan24.com, Indonesia – Takwa adalah istilah yang sering digunakan dalam kaitannya dengan ibadah. Orang yang taat akan mendapatkan banyak kemuliaan baik di dunia ini maupun di akhirat.
Perintah takwa termaktub dalam QS. Al-Maidah ayat 35 dengan bunyi berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 35)
Menurut Ustadz Hanan Attaki dalam detikKultum, takwa adalah sami’na wa’atho’na artinya menjadi lebih taat kepada Allah SWT. Takwa dapat dilakukan dengan menggali dan memahami hikmah dari setiap ibadah yang telah dilakukan.
Menurut ulama Al Ghazali, dijelaskan oleh Farid Ahmad dalam bukunya Quantum Takwa, takwa didefinisikan sebagai pengabdian menyucikan diri dari dosa-dosa yang belum pernah dilakukan, sehingga lahir motivasi dalam diri sendiri untuk meninggalkannya. Dengan kata lain, takwa adalah upaya untuk melindungi diri dari berbagai kemaksiatan.
Baca Juga : Cara Menghindari Istidraj, Hukuman dari Allah SWT yang Wajib Diketahui!
Makna Takwa
Dalam Al-Quran, takwa ditafsirkan menjadi 3 makna. Berikut makna takwa menurut perintah-Nya dalam Al-Quran:
1. Khasyyah (takut berbalut cinta) dan haibah (takut berbalut pengagungan)
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 41 dan 281 sebagai berikut:
وَإِيَّٰىَ فَٱتَّقُونِ
Artinya: “dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 41)
وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ ۖ
Artinya: “dan Takutlah kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian dikembalikan kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 41)
2. Taat dan beribadah
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 102 sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
3. Membersihkan hati dari berbagai dosa
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 52 sebagai berikut:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ
Artinya: “Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. An-Nur: 52).
Ciri-Ciri Orang Bertakwa
Selain itu, beberapa ayat juga menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang bertakwa. Dua di antaranya adalah:
1. Orang yang beriman dan menjalankan perintah-Nya
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 2-5 sebagai berikut:
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ (2) ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ (3) وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (5)
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al Baqarah: 2-5)
2. Orang yang menafkahkan hartanya, menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134 sebagai berikut:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (134)
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133-134).
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat takwa. Orang yang terbiasa taat pada ibadahnya (sesuai dengan perintah Allah) berarti ibadahnya telah mencapai tingkat ketakwaan. Ustadz Hanan Attaki mencontohkan berbagai ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan pergi haji.
Menurutnya, orang yang shalat tetapi tidak terbebas dari kejahatan berarti shalatnya belum mencapai tingkat ketakwaan. Derajat takwa ketika sholat adalah ketika kamu buru-buru untuk segera sholat setelah mendengar suara adzan.
Selain shalat, ibadah yang melatih untuk mencapai tingkat ketaqwaan adalah puasa. Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menahan hawa nafsunya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, seperti mereka makan ketika sahur, menahan diri, dan berbuka ketika sudah waktunya.
Cara untuk Mencapai Ketakwaan
Terdapat empat hal yang bisa dilakukan untuk mencapai ketakwaan, yaitu:
- Tawadhu’ atau rendah hati
- Qona’ah atau ridho dan rela
- Wara’ atau terhindar dari sifat ragu
Allah SWT terlibat dalam setiap masalah hamba-Nya yang bertakwa. Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah tersebut. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ath Thalaq ayat 3 sebagai berikut:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)Nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 3).