Minggu berdarah di San Marino: Wafatnya Dua Pembalap dalam Satu Lomba dan Inilah Penyebabnya

ayrton senna mclaren

Sorotan24.com, Indonesia – Ayrton Senna merupakan salah satu pembalap legendaris asal Brazil yang berhasil memenangkan tiga title Juara dunia (F1) pada 1988, 1990, 1991. Namun sayang kariernya di F1 berakhir lantaran ia meninggal dunia ketika mengikuti balapan pada  putaran ketiga F1 1994 di Sirkuit Imola pada usia 34 tahun. Bagaimana kronologi hal itu terjadi? Dan apa penyebab nya? Yuk simak dibawah ini.

Baca Juga : Lima Pemain Yang Berhasil Meraih Gelar NBA Most Improved Player dalam 5 Tahun Terakhir Ini

San Marino Grand Prix 1994

roland ratzenberger
(foto:motorsport.com)

Memulai balapan dari posisi pole, senna bertekad untuk mendapatkan kemenangan pertamanya di musim 1994. Insiden langsung terjadi ketika Lotus yang dikemudikan Pedro Lamy menabrak bagian belakang Benetton milik JJ Lehto yang berhenti, dengan salah satu ban B194 terbang ke stand, untungnya tidak ada yang terluka.

Balapan dimulai pada lap 5, dengan Senna memimpin jalannya lomba dari Michael Schumacher yang menempati urutan kedua. Kemudian di lap 7, saat mendekati Tamburello, Senna tidak bisa berbelok sehingga Williams-nya menabrak dinding pembatas dengan kecepatan 211 km/jam.

Perawatan sempat dilakukan oleh professor Sid Watkins di samping mobilnya tetapi karena kondisinya kritis ia dilarikan ke Major Carlo Alberto Pizzardi Hospital dengan helikopter.

Pembalap berpaspor Italia itu kehilangan 4,5 liter darah. Pada pukul 18.40 waktu setempat, pihak rumah sakit menyatakan Senna meninggal dunia akibat pendarahan hebat di kepala akibat benturan. Di dalam kokpit mobilnya, ditemukan bendera Austria yang akan dikibarkan senna setelah balapan sebagai penghormatan untuk Ratzenberger. 

Sebelum wafatnya Senna, pada sesi kualifikasi, pembalap rookie asal Austria, Roland Ratzenberger juga meninggal dunia lantaran Simtek yang dikemudikan-nya menabrak dinding pembatas sirkuit saat memasuki Villenueve corner.

Belum lagi rekan senegara Senna, Rubens Barrichello juga terlibat insiden serius ketika Jordan yang dikemudikan-nya menabrak pembatas di sektor chicane Variante Bassa, yang mebuat rubens sempat tidak sadarkan diri, dan mengalami patah hidung dan lengan.

Analisa Penyebab Kecelakaan Senna

Kemudian pada 27 April 2014 atau jelang mengenang 20 tahun wafatnya Senna, tiga jurnalis F1: Murray Walker, Maurice Hamilton, dan David Treymane memberikan analisa penyebab kecelakaan Senna. Ketiganya sepakat sebelum lomba, Senna sedang dalam tekanan sangat berat.

Penyebabnya kecelakaan yang dialami Barrichello dan wafatnya Ratzenberger. Belum lagi di klasemen pembalap, ia sedang tertinggal 20 poin. Dia juga mencurigai mobil rival, Benetton B194 menggunakan sistem traction control yang ilegal.

Ditambah performa mobil Senna, Williams FW16 yang kurang stabil. Ditambah hubungan-nya dengan kekasihnya, Adriane Galisteu tidak direstui keluarga. Weekend F1 GP San Marino 1994 akan selamanya hidup dalam ingatan banyak orang sebagai akhir pekan tergelap Formula 1.

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.