Oh, Jadi 77% Gen Y dan Z Cari Berita dari YouTube

Sorotan24.com, Jakarta – Berbeda generasi menjadikan perbedaan pula gaya tiap generasi dalam mengonsumsi berita. Salah satunya ialah generasi millenial Z, generasi yang lahir dari tahun 1980 hingga 1995 ini ternyata hampir semua mencari berita dari Instagram dan juga YouTube.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah survei yakni survei Maverick Indonesia mengenai pola konsumsi berita untuk generasi muda. Survei Maverick Indonesia tersebut dilakukan pada 453 responsen dengan usia berkisar antara 18-32 tahun di Jabodetabek dan juga Bandung.

Dari survei Maverick Indonesia itu terungkap bahwa Instagram menjadi sumber informasi untuk 89% responden. Sedangkan YouTube menjadi sumber berita untuk 77% responden. Sementara itu, 54% responden memakai news aggregator LINE Today, khususnya anak muda yang berusia di bawah 23 tahun.

Seperti dilansir dari detik.com, “Kami melakukan riset ini pada September-Oktober lalu untuk tahu pola konsumsi berita Generasi Y dan Z. Generasi muda akan menjadi konsumen utama di masa depan,” ungkap Felicia Nugroho selaku Direktur Monitoring and Analytics Maverick Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama pula, Manager Analytics Maverick Indonesia Karen Kusnadi mengatakan bahwa gaya swipe up dari Instagram dan feed caption pada YouTube menjadikan pola-pola yang disukai oleh generasi Y dan juga Z. Selain itu,

kredibilitas dan kecepatan berita menjadi pertimbangan untuk generasi Y dan Z dalam memilih portal berita yang mainstream.

Seperti yang juga dilansir dari detik.com, “Tapi ada perubahan ekosistem informasi untuk Generasi Y-Z, karena mereka mencari berita dari media sosial,” ungkap Karen Kusnadi.

Karen juga mengatakan bahwa Generasi Y dan Z harus bisa dipahami bahwa mereka hidup dalam gelembung informasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Publisher apapun ketika membuat sebuah konten juga harus memahami mereka, salah satunya dengan cara membuat konten yang relevan dan kemudian diamplifikasi dengan media sosial.

Seperti yang juga dilansir dari detik.com, “Mereka suka yang formatnya pendek dan banyak visual. Untuk konten yang panjang atau indepth, selama gaya bahasanya bisa menyesuaikan, ada visual dan video, audiens tetap akan baca itu,” ungkap Karen.

Tak hanya itu, Karen juga mengatakan bahwa kini TV beralih menjadi sumber hiburan, namun bukan sumber berita. Sementara, Podcast dan juga TikTok akan menjadi platform yang menjanjikan di masa depan, namun keduanya masih mencari bentuk konten berita yang sesuai.

Seperti yang juga dilansir dari detik.com, “Generasi Y dan Z itu juga lebih kritis karena mereka dapat informasi dari berbagai perspektif. Beda dengan generasi X dan Baby Boomer yang hidup dalam informasi tunggal sehingga paling gampang terkena hoax,” ujar Karen.

Dalam kesempatan yang sama pula, Head of PR Xiaomi Technology Indonesia, Stephanie Cicilia mengatakan bahwa Generasi Y dan Generasi Z menciptakan sekaligus mengikuti tren yang diciptakan oleh pihak lain. Ditambah lagi, di era New Normal mengubah perilaku konsumen.

Seperti yang juga dilansir dari detik.com, “Bikin konten harus menarget audiens sesuai dengan platformnya. Kalau pakai TikTok artinya audiens belasan tahun, tapi kalau umurnya dia atas itu ya pakai platform lain,” saran Stephanie.

Leave a Reply

Your email address will not be published.