Penasaran! Berikut Informasi Tentang Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta Masuk ke Indonesia

Penasaran! Berikut Informasi Tentang Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta Masuk ke Indonesia

Sorotan24.com, Indonesia – Saat ini terdapat 3 varian baru virus Covid-19 yaitu Aplha, Beta dan Delta. Munculnya varian baru ini disebabkan karena virus bermutasi ketika virus bersirkulasi secara luas dalam suatu populasi, sehingga menimbulkan banyak infeksi. Berikut penjelasan lengkap mengenai informasi tentang varian baru virus yang telah masuk ke Indonesia. Mari simak informasi berikut!

Varian Virus Corona dari hasil mutasi yang dikhawatirkan di dunia selama ini sudah menyebar di Indonesia. Ketiga varian Virus Corona penyebab Covid-19 itu adalah: B117 atau Alpha dari Inggris, B1351 atau Beta dari Afrika Selatan, dan varian B1617.2 atau Delta dari India.

 

Tiga varian yang perlu diwaspadai adalah Alpha, Beta, dan Delta.

Penasaran! Berikut Informasi Tentang Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta Masuk ke Indonesia
(Sumber : Bisnis.com)
Varian Alpha (B117)

Berdasarkan tes yang dilakukan di Inggris, varian ini pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir September 2020. Pada Oktober 2020, strain ini sudah menyebar pada 3 persen populasi di Inggris. Pada awal Februari, penyebarannya meluas sehingga menjadi varian yang mendominasi hingga 96 persen dan menjadi penyebab kemunculan gelombang ketiga Covid-19 di Inggris Raya.

Setelah menyebar di Inggris, varian ini juga menjadi dominan di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut lantaran varian ini lebih mudah menyebar dan menular dibandingkan dengan varian virus asli yang belum bermutasi dan berkembang pertama kali di Wuhan. Selain itu, virus ini juga disebut cenderung membuat orang lebih mudah sakit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Data di Inggris menunjukkan bahwa varian ini 30-70 persen lebih mematikan dibandingkan varian Wuhan. Di sisi lain, varian ini tidak bisa menghindari sistem imun tubuh, baik yang tercipta secara alami, maupun dari yang sudah mendapatkan vaksin.
Pada uji yang dilakukan di Inggris Raya, vaksin AstraZeneca 70,4 persen efektif melawan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh varian virus ini. Selain itu, vaksin Pfizer ditemukan 89,5 persen masih efektif melawan varian ini setidaknya 14 hari setelah mendapat dosis kedua.

Baca Juga : DAFTAR 10 RUMAH SAKIT RUJUKAN PASIEN COVID-19 DI KABUPATEN BEKASI

 

Penasaran! Berikut Informasi Tentang Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta Masuk ke Indonesia
(Sumber : Liputan6.com)
Varian Beta (B1351)
Varian virus ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal Oktober 2020, namun tidak dipublikasikan hingga Desember 2020. Pemerintah setempat kala itu mengklaim bahwa varian ini cenderung lebih berdampak pada usia muda dibandingkan dengan varian yang ada sebelumnya.
Saat ini, varian tersebut sudah ditemukan di lebih dari 80 negara. Varian Beta membawa mutasi yang disebut E484K dan membuatvirusnya bisa menghindari sistem imun tubuh manusia. Selain itu, vaksin juga tak bekerja baik melawan varian ini. Sebelumnya, ditemukan bahwa AstraZeneca hanya memberi 10 persen perlindungan pada gejala ringan hingga sedang ketika terpapar virus ini.
Namun, pada riset di Qatar, menunjukkan bahwa orang yang menerima vaksin Pfizer 75 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Virus Corona varian ini.

 

Penasaran! Berikut Informasi Tentang Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta Masuk ke Indonesia
(Sumber : CNBCIndonesia.com)
Varian Delta (B1617.2)

Varian ini pertama kali terdeteksi pada Oktober di India, yang juga menjadi penyebab lonjakan pada gelombang kedua. Strain virusnya mengandung mutasi yang membuatnya lebih udah bertransmisi dan mampu menghindari sistem imun tubuh.

Studi di Inggris menyebut, bahwa varian ini 40 persen lebih mudah bertransmisi dibandingkan dengan varian Alpha, dan jauh lebih mudah menular dibandingkan dengan strain yang belum bermutasi. Varian ini juga disebut membuat vaksin jadi kurang efektif.
Di Indonesia, dokter umum Adam Prabata menjelaskan, untuk varian B117 atau Alpha, bahwa vaksin AstraZeneca terbukti efektif dan bisa menetralisir virus. Sementara itu, Sinovac dan Sinopharm belum memliki data efektivitas, tapi bisa menetralisir.
Kemudian, untuk varian B1351 atau Beta ditemukan AstraZeneca masih inkonklusif, tapi bisa menetralisir. Kandidat PhD di Universitas Kobe itu meneybut, bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm belum memiliki data efektivitas dan terbukti bisa menetralisir.
Selanjutnya, untuk varian B16172 atau Delta dari India, vaksin AstraZeneca sudah terbukti efektif dan bisa menetralisir. Tapi, vaksin Sinovac dan Sinopharm belum memiliki data baik efektivitas maupun kemampuan untuk menetralisir.

 

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.