Sorotan24.com, Indonesia – Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Ada beberapa poin penting yang menjadi sorotan Jokowi.
Salah satu poin penting tersebut adalah masalah ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19, mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan.
Seperti dilansir dari detik.com.”Presiden juga menyampaikan bahwa ekonomi APEC mengalami kontraksi PDB hingga 2,7% dan 74 juta penduduk kehilangan mata pencaharian,” tutur Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri (Menlu).
Secara bersama-sama, menurut Presiden RI itu APEC harus membalikan keadaan tersebut. Oleh sebab itu Jokowi menyampaikan tiga poin penting.
Untuk poin penting yang pertama, seperti yang juga dilansir dari detik.com.”Pertama mengenai pentingnya kembali merajut strategic trust. Visi APEC pasca 2020 menjadi momentum untuk mempertebal strategic trust guna mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ungkap Retno Marsudi.
Lalu, untuk poin penting yang kedua, Jokowi menekankan pentingnya pertumbuhan perekonomian APEC. Presiden Jokowi mengharapkan pada tahun 2021 akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya ke arah sana namun harus didorong mulai dari sekarang.
Seperti yang juga dilansir dari detik.com.”Misalnya perjalanan bisnis esensial harus didorong termasuk melalui optimalisasi APEC Business Travel Card, tentunya dengan protokol kesehatan yang kuat yang disiplin dan rantai pasok, konektivitas, dan digitalisasi ekonomi juga harus diperkuat,” ungkap Retno Marsudi.
Dan, poin penting yang ketiga ialah Presiden Jokowi menekankan pada pentingnya reformasi struktural dan multilateralisme yang harus terus didorong.
Di dalam negosiasi KTT juga terdapat beberapa isu yang berhasil dimasukkan Indonesia di dalam visi APEC pasca 2020, yakni mendorong pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, mendorong pembangunan konektivitas.
Lalu, mendorong pemberdayaan UMKM dan perempuan dalam ekonomi digital, mengarusutamakan kepentingan Indonesia di bidang investasi, akses perdagangan, dan pengembangan kapasitas sebagaimana yang tercantum dalam Bogor Goals tahun 1994.
Seperti yang juga dilansir dari detik.com.”Sebagai penutup di dalam pernyataannya dalam KTT APEC kali ini, Presiden menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada tahun 1994,” tutur Retno.