Seperti Inilah Profil Menristek RI

Sorotan24.com, Jakarta – Seorang tokoh yang terkenal dengan silsilah keluarga Brodjonegoro ini merupakan sosok yang saat ini menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) periode 2019-2024. Ia adalah Bambang Brodjonegoro.

Pemilik nama lengkap Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. ini lahir di Jakarta pada 3 Oktober 1966 dan ia merupakan putra ke-3 dari pasangan Soemantri Brodjonegoro dan Nani Soeminarsari. Sang ayah, Soemantri Brodjonegoro merupakan Menteri Pertambangan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di masa awal Orde Baru serta rektor termuda di Universitas Indonesia. Sementara sang ibu merupakan seorang dokter umum yang pernah membuka praktek di RS Pertamina.

Sang kakek yakni Soetedjo Brodjonegoro merupakan seorang Kelapa Sekolah HIS di Solo dan menjadi guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Sementara kedua kakaknya yakni Satryo Soemantri Brodjonegoro dan Irsan Soemantri Brojonegoro adalah pengajar di Institut Teknologi Bandung.

Bambang Brodjonegoro menghabiskan masa kecil dan masa mudanya di Jakarta. Ia menamatkan pendidikan SD hingga SMP di Jakarta, lalu melanjutkan ke SMA Pangudi Luhur, Jakarta dan lulus tahun 1985. Setelah lulus dari SMA Pangudi Luhur, Bambang kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ia mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1990. Kemudian ia mendapatkan beasiswa dari almamaternya untuk melanjut pendidikan masternya di Amerika Serikat. Ia meraih gelar master di bidang tata kota dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada 1993.

Setelah meraih gelar master, Bambang kemudian melanjutkan pendidikan doktoralnya di kampus yang sama. Ia mengantongi gelar doktor bidang tata wilayah dan perkotaan dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada 1997.

Dalam kehidupan pribadi, Bambang menikah dengan Irina Justina Zega, teman masa kuliahnya di UI yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Dari perkawinannya, Bambang dikarunia seorang anak yang diberi nama Daniswara Brojonegoro.

Seperti dilansir dari kompaspedia.kompas.id, karir seorang Bambang Brodjonegoro dimulai saat ia selesai menimba ilmu di negeri Paman Sam, Bambang kembali ke tanah air dan mengabdikan ilmunya di almamaternya yakni Universitas Indonesia. Bambang awalnya menjadi staf pengajar di Fakultas Ekonomi UI, kemudian dipercaya menjabat Ketua Jurusan Ekonomi pada 2002-2005. Bambang juga merangkap Direktur Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, UI. Kariernya lalu menanjak dengan dipromosikan sebagai dekan termuda di FE UI pada 2005-2009. Saat menjabat dekan, bambang baru berusia 39 tahun.

Sukses sebagai akademisi, membuat Bambang kerap mendapat undangan sebagai pakar ekonomi atau tenaga asli di sejumlah instansi swasta maupun pemerintah.  Instansi yang  pernah memanfaatkan kepakarannya antara lain PT Antam, PT Indosat, PT Telkom. Astra Internasional, dan PT Inco. Sementara instansi pemeritah antara lain Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Bank Indonesia.

Di luar bidang akademik, Bambang juga pernah memegang jabatan sebagai konsultan atau menjadi tim ahli di lembaga internasional seperti Islamic Development Bank (IDB), Dutch Trust Fund, UNDP, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADP),  dan JICA. Selain itu, ia juga pernah menjabat komisaris independen di sejumlah perusahaan antara lain PT Adira Insurance (2006 – 2011) dan PT PLN (2004 – 2009).

Pada tahun 2011, untuk pertama kalinya Bambang Brodjonegoro berkarier di dunia pemerintahan sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Dua tahun kemudian, dia diangkat sebagai Wakil Menteri Keuangan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 berakhir pada Oktober 2014.

Pada penyusunan Kabinet Kerja, Bambang dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menteri Keuangan. Jabatan Menkeu dia pegang selama hampir dua tahun, kemudian posisinya digantikan oleh Sri Mulyani. Meski hanya menjabat kurang dari dua tahun sebagai bendahara negara, Bambang adalah orang yang memprakarsai dan menyusun undang-undang tax amnesty atau pengampunan pajak.

Kemudian sejak 27 Juli 2016, Presiden Jokowi menggeser Bambang dari Menteri Keuangan menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Tugasnya pengatur strategi pembangunan Tanah Air. Bambang kemudian dipercaya menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2016-2019).

Kebijakan Bambang di kementerian tersebut yang menonjol adalah program Kebijakan One Data and One-Map untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keandalan manajemen data nasional. Program lainnya adalah mempersiapkan kajian pemindahan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, serta mendesain konsep ibu kota baru Republik Indonesia, yang dibuat dengan konsep smart, green, and sustainable metropolis.

Pada penyusunan Kabinet Indonesia Maju, Bambang kembali dipercaya sebagai menteri oleh Presiden Jokowi. Kali ini dia diminta Jokowi menjadi Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional mengantikan Mohammad Nasir. Ia diberi mandat untuk bertanggung jawab membangun ekosistem riset, pendidikan tinggi, dan juga mendorong inovasi nasional. Selain itu, Bambang juga bertanggung jawab terhadap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sejak Bambang menjabat sebagai Menristek/Kepala BRIN, sejumlah kebijakan penting di kementeriannya telah dilakukan yakni hilirisasi riset dan substitusi impor, termasuk terkait riset Covid-19. Selain itu, di bawah kepemimpinannya, hingga Mei 2020 telah diluncurkan 60 produk inovasi alat kesehatan yang dapat menjadi solusi penanganan pandemi Covid-19, antara pengembangan vaksin Merah-Putih untuk Covid-19, alat rapid test dan PCR tes.

Leave a Reply

Your email address will not be published.