Sorotan24.com, Indonesia – Masjid Istiqlal yang berada di wilayah Jakarta Pusat
belum resmi dibuka untuk umum. Oleh sebab itu, Nasaruddin Umar selaku Imam besar Masjid Istiqlal menjelaskan mengenai penyebab belum dibukanya Masjid Istiqlal untuk ibadah ialah dikarenakan masih adanya COVID-19 serta demi mencegah timbulnya kerumunan.
Nasaruddin juga mengatakan bahwa pemerintah memang telah memperbolehkan tempat ibadah dibuka dengan kapasitas maksimal 50 persen. Namun, mengingat kapasitas Masjid Istiqlal yang mencapai 200 ribu orang, diputuskan masjid yang baru saja rampung direnovasi itu belum dibuka untuk umum.
Seperti dilansir dari detik.com, “Sampai sekarang ini kita belum buka. Pertama karena kita mengikuti protokol kesehatan, ya kan. Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2021 memang ada diktum di situ dimungkinkan rumah ibadah itu dibuka, tapi maksimum 50 persen, ya kan,” ungkap Nasaruddin.
“Tapi 50 persen untuk Masjid Istiqlal, kapasitas Istiqlal itu 200 ribu orang. Lima puluh persen dari 200 ribu itu adalah 100 ribu, berkumpul 100 ribu di Masjid Istiqlal nanti kami akan berhadapan dengan persoalan-persoalan, titik-titik tertentu, ya kan misalnya pintu keluar bersamaan keluar, ya,” sambung Nasaruddin.
Nasaruddin juga menjelaskan bahwa jika Masjid Istiqlal dibuka untuk umum maka potensi kerumunan pun akan terjadi. Terutama saat jemaah datang, pulang, maupun menuju ke lantai 2 Masjid Istiqlal.
“Istiqlal itu kan lantai 2. Ya kan, lantai 2 itu membutuhkan tangga turun, sedangkan tangga turunnya itu kan hanya terbatas pada pintu-pintu tertentu. Nah, saya bayangkan nanti 50 persen dari total jemaah Masjid Istiqlal turun dari pintu yang bareng, ya kan itu pasti akan terjadi kerumunan,” kata Nasaruddin.
Nazaruddin menyebut bahwa Masjid Istiqlal bukan seperti masjid di daerah atau kampung-kampung yang menampung sekitar 10-20 ribu jemaah. Masjid Istiqlal akan mendapati banyak titik pertemuan banyak orang jika 100 ribu jemaah datang melewati pintu yang bersamaan.
“Bagaimana mungkin 100 ribu akan melewati pintu basement yang sangat terbatas. Nah, makanya itu, ini bukan masjid kecil seperti di kampung atau di daerah atau yang bisa menampung di sekitar 10-20 ribu orang itu bisa. Ini kalau sampai 100 ribu orang, itu saya kira kita akan berhadapan dengan persoalan,” jelas Nasaruddin.
Untuk itu, Nasaruddin mengungkapkan bahwa hingga kini Masjid Istiqlal belum bisa digunakan untuk beribadah meski telah selesai direnovasi. Salat Jumat pun hanya digelar oleh pihak internal Masjid Istiqlal saja.
“Maka itu, untuk mencegah segala kemungkinan yang akan terjadi, Istiqlal sambil melakukan pembenahan-pembenahan teknis, karena ini kan baru diresmikan, maka itu kami belum membuka secara umum. Istiqlal itu dipakai untuk salat Jumat dan berjemaah memang ada Jumatan dilakukan, tapi sebatas untuk internal Istiqlal. Ini kan masih ada pekerja, masih ada karyawan,” tutur Nasaruddin.