Sorotan24.com, Indonesia – Hipertiroid atau hipertiroidisme merupakan penyakit yang terjadi ketika kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi. Kelenjar tiroid yang terletak pada bagian depan leher berguna untuk menghasilkan hormon tiroid. Hormon ini mampu berfungsi untuk mengubah makanan menjadi sumber energi, mengatur denyut jantung serta untuk mengendalikan proses metabolisme dalam tubuh.
Penyakit ini menyerang hingga menimbulkan beberapa gejala seperti mudah cemas hingga kesulitan tidur. Beberapa orang seringkali menganggap remeh ketika gejala tersebut terjadi. Namun siapa sangka bahwa dalam beberapa kasus ketika diperiksa, banyak sekali orang dengan gejala tersebut ternyata mengidap penyakit hipertiroid.
Memang bagaimana cara untuk memastikan bahwa gejala yang kita alami adalah gejala akibat kelelahan biasa atau akibat penyakit hipertiroid ini? Dilansir dari alodokter, berikut penjelasan mengenai penyebab, gejala, hingga tindak pengobatan untuk penyakit hipertiroid.
Baca Juga : Benarkah Kopi Dapat Membuat Awet Muda? Berikut Faktanya
Penyebab Hipertiroid
Penyebab penyakit hipertiroid ini bermacam-macam, mulai dari penyakit autoimun hingga kesalahan konsumsi makanan dengan kandungan tertentu. Berikut adalah penyebab terjadinya penyakit hipertiroid:
- Penyakit graves (penyakit autoimun atau penyakit yang terjadi ketika kekebalan tubuh menyerang sel normal)
- Peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis)
- Benjolan (toxic nodular tiroid atau tumor jinak pada kelenjar tiroid/hipofisis)
- Kanker tiroid
- Tumor pada testis atau ovarium
- Mengonsumsi obat atau makanan dengan kandungan iodium yang tinggi
- Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium pada tes pemindaian
Gejala Hipertiroid
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa penyakit hipertiroid ditandai dengan gejala awal seperti mudah cemas hingga kesulitan tidur. Berikut ini adalah gejala yang ditimbulkan akibat penyakit hipertiroid:
- Jantung berdebar
- Kesulitan tidur
- Mudah cemas, gelisah
- Mudah marah
- Berat badan turun secara drastis
- Fokus menurun
- Diare
- Penglihatan mulai kabur
- Rambut rontok
- Gangguan menstruasi pada Wanita
- Mudah berkeringat (hyperhidrosis)
Pengobatannya
Penyakit hipertiroid merupakan penyakit yang cukup serius dan tentunya perlu dilakukan tindak pengobatan lebih lanjut. Pengobatan ini bertujuan untuk mengembalikan kadar normal hormon tiroid dan mengatasi penyebab hal tersebut terjadi. Beberapa jenis pengobatan hipertiroid dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala usia, maupun kondisi penderitanya. Berikut jenis tindak pengobatan hipertiroid:
- Obat-obatan: Jenis obat yang digunakan adalah carbimazole dan propylthiouracil yang berguna untuk menghentikan fungsi kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon berlebih dalam tubuh. Obat tambahan yang akan diberikan adalah obat untuk mengurangi gejala jantung berdebar.
- Terapi iodium radioaktif: Terapi ini bertujuan untuk menyusutkan kelenjar tiroid hingga mengurangi jumlah hormon tiroid yang dihasilkan. Pada terapi ini, penderita akan diberikan cairan atau kapsul yang memiliki kandungan radioaktif dan iodium dosis rendah. Pada saat terapi berjalan, penderita diharapkan untuk menghindari kontak dengan anak-anak maupun ibu hamil dalam jangka waktu tertentu dan khusus untuk perempuan, tidak dianjurkan untuk hamil sekurang-kurangnya yaitu selama 6 bulan setelah pengobatan.
- Operasi: Tindak pengobatan terakhir adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi. Tindakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu yaitu ketidakefektifan obat dan terapi iodium, pembengkakan kelenjar tiroid yang terlalu parah, kondisi penderita tidak memungkinkan melakukan tindak pengobatan selain operasi, serta penderita hipertiroid yang mengalami gangguan penglihatan yang parah.
Itulah gejala, penyebab, hingga tindak pengobatan dari penyakit hipertiroid. Meskipun ketika kalian telah membaca gejala-gejala di atas, disarankan agar kalian untuk memeriksakan diri secara langsung dengan dokter atau ahlinya. Jangan pernah melakukan self-diagnose maupun membeli obat sembarangan untuk menghindari penanganan yang salah.
Stay healthy, jangan lupa juga untuk like dan share artikel ini ya! Pantau terus sorotan24 untuk info kesehatan menarik lainnya!
Follow Us
Instagram