“Kemarin-kemarin ada yang minta ibu untuk interview (langganan kalau menjelang 30 September) sengaja saya tidak izinkan. Sengaja jagain ibu biar nggak diwawancara, takut emosi, padahal ibu hanya berperan sebagai ibu Nas, tapi karena selama syuting banyak cerita-cerita politik saat itu,” jelas Dewi Irawan.
Cerita – cerita politik rahasia yang saat itu ditutupi dengan film G30S PKI tersebut, disimpan Ade Irawan selama puluhan tahun agar tidak terbongkar ke publik. Namun sang ibunda ingin sekali menceritakan cerita yang sebenarnya terjadi saat itu.
Sehingga Ade Irawan meminta sang anak, Dewi Irawan untuk mengunggah foto yang dimiliknya saat syitung film tersebut. Cerita yang diungkap salah satunya adalah biaya hampir Rp1 M yang digunakan presiden Indonesia kala itu, Soeharto demi pembuatan film G30SPKI.
Kemudian, mengakhiri kisahnya, kakak Ria Irawan itu mempertanyakan peran Soeharto dalam tragedi itu. Secara retoris ia mempertanyakan wujud kepahlawanannya itu.
“Kalau memang pak Harto pemberantas PKI, pahlawan Nasional, 32 tahun jadi presiden RI, kenapa dong namanya tidak diabadikan dimana-mana? Nggak ada monumennya, kenapa ya?,” tuturnya.
Film tersebut menjadi film yang wajib ditonton pada saat itu, hingga sekarang pun beberapa stasiun TV menayangkan film G30S PKI untuk mengingat masa-masa yang saat itu disebut Gestapu atau gerakan September tiga puluh.