Sorotan24.com, Indonesia – Pesawat N219 yang tak banyak kabarnya sejak diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 10 November 2017 lalu. Kini, pesawat tersebut telah menyelesaikan seluruh rangkaian pengujian sertifikasi dan resmi memperoleh Type Certificate dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
Type Certificate pesawat N219 diserahkan oleh Nur Isnin Istiartono selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Elfien Goentoro selaku Direktur Utama PTDI dan disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Proses sertifikasi merupakan proses terpenting untuk menjamin keamanan dan keselamatan. Mengingat, pesawat N219 tersebut nantinya akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum. Sebagaimana hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).
Seperti dilansir dari detik.com, “Prototype pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 250 cycle dan Flight Hours sebanyak 275 jam, sedangkan prototype pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 telah menjalani Flight Cycle sebanyak 143 cycle dan Flight Hours sebanyak 176 jam. Sehingga secara total pesawat N219 telah menyelesaikan 393 Flight Cycle dan 451 Flight Hours dalam proses sertifikasi ini,” ungkap Gita Amperiawan selaku Direktur Teknologi & Pengembangan PTDI.
Pengembangan pesawat N219 itu dimulai pada tahun 2014 untuk tahap desain dan aplikasi Type Certificate. Kemudian, pada tahun 2016 pembuatan prototype pesawat pertama pun dibuat. Lalu, pembuatan untuk prototype pesawat kedua dilakukan tahun 2017 bersamaan dengan proses integrasi sistem, di mana pada tahun tersebut merupakan awal mula proses pengujian untuk sertifikasi hingga akhirnya di tahun 2020 berhasil memperoleh sertifikasi. Pesawat N219 selanjutnya direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada 2021.
Adapun untuk nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat N219 berdasarkan hasil assessment oleh PT Surveyor Indonesia tahun 2019 ialah sebesar 44,69% dan PTDI dengan melibatkan berbagai industri komponen dalam negeri akan terus berupaya meningkatkan nilai TKDN pesawat N219 hingga mencapai lebih dari 50%.
Pesawat N219 nantinya juga akan terdapat versi pesawat amphibi yang dapat lepas landas di permukaan air selain di bandara biasa. Saat ini pengembangan pesawat N219 amphibi sedang dalam tahapan Preliminary Design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan Prototyping & Structure Test, Development Flight Test dan ditargetkan dapat diperoleh ATC Award pada tahun 2024.