Kemudian terungkap kalau protes para pegawai tersebut ialah benar adanya dan juga diakui oleh Wistron. Pemerintah lokal India pun menemukan adanya pelanggaran serius terhadap UU tersebut dalam investigasi awal mereka.
Wistron disebutkan memberikan upah yang di bawah batas minimum, dan memaksa sejumlah pegawai untuk kerja lembur. Selain itu, ada juga investigasi terhadap perantara yang diduga mengeksploitasi pekerja kontrak.
Dalam dugaan tersebut ada enam kontraktor yang diperiksa oleh kepolisian lokal. Mereka ini menjadi perantara antara Wistron dan para pekerja kontrak, dan perantara ini diduga memotong gaji para pekerja kontrak dan mengeksploitasi mereka terkait jumlah jam kerja.
Investigasi tersebut juga memperlihatkan kalau 8500 orang dari 10.500 orang pegawai Wistron adalah pekerja dari kontraktor tersebut, bukan pegawai resmi Wistron. Padahal, mereka hanya diizinkan untuk mempunyai 5000 pekerja pada awalnya.
Wistron sendiri kemudian mengeluarkan pernyataan berisi permintaan maaf, dan mengaku memperbaiki proses dan merestrukturisasi timnya untuk memastikan hal ini tak terjadi lagi. Mereka pun memecat VP bisnis mereka di India.