Sorotan24.com, Jakarta – Saat ini sudah banyak jenis pekerjaan. Dari yang susah, mudah bahkan terbilang cukup unik. Di Inggris, terdapat pekerjaan unik yaitu pekerjaan menjajal sandal. Faktanya, pekerjaan yang mungkin terlihat mudah ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan di Inggris.
Dilansir dari Metro UK, sebuah label sandal mewah di Inggris, Bedroom Athletics, diketahui membuka lowongan pekerjaan yang cukup unik yaitu mencoba sepasang sandal. Gajinya lumayan menjanjikan yaitu mencapai Rp76 juta setahun.
Tak dipungkiri saat memilih alas sepatu, termasuk sandal, kenyamanan tentu menjadi salah satu yang dipertimbangkan sebelum membeli. Hal itu yang kemudian mendorong label tersebut memastikan produknya nyaman dikenakan pelanggan.
Baca Juga:Masih Pemulihan Pasca Operasi, Drake Tunda Rilis Album Certified Lover Boy
Lowongan pekerjaan tersebut dibuka untuk dua posisi penguji sandal yakni penguji sandal perempuan dan penguji sandal laki-laki.
Sebagai penguji sandal, Anda akan mendapatkan sepasang sandal nyaman dan juga dibayar senilai 333 poundsterling atau sekitar Rp6,3 juta rupiah atau sekitar Rp76 juta per tahun.
Selain pendapatan tersebut, penguji juga akan mendapatkan produk-produk secara gratis mulai dari sandal, dressings gown, hingga peralatan rumah tangga.
Pekerja yang diterima akan diminta untuk memakai sandal selama 12 jam sehari dalam dua hari sebulan. Pekerjaan ini akan berlangsung selama 12 bulan.
Selain itu, pencoba sandal juga akan diminta untuk menguji baju rumah dan bantal. Penguji harus memberikan ulasan yang jujur sebelum barang-barang tersebut dijual di pasaran.
Untuk mendaftar, pelamar bisa mengisi formulir secara online di situs Bedroom Athletics. Proses pendaftaran akan ditutup pada akhir Januari dan kandidat yang berhasil akan diumumkan pada Maret.
“Dengan adanya dua penguji sandal baru, kami akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menyediakan sandal berkualitas terbaik bagi pekerja Inggris yang bekerja dari rumah. Saya tidak sabar untuk melihat aplikasi pelamar,” kata pendiri Bedroom Athletics Howard Wetter.
