Sorotan24.com, Indonesia – Kabar Duka menyelimuti sejumlah korban kecelakaan bus wisata di Tol Mojokerto. Tak ada yang menyangka, rombongan wisatawan ini berakhir tragis.
Dilansir dari Detik.com Kecelakaan ini berlangsung pada Senin (16/5/2022) pagi. Saat itu, bus Pariwisata Ardiansyah nopol S 7322 UW menabrak tiang pesan-pesan (variable message sign/VMS) di KM 712.400A Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo). Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan 14 orang tewas, sedangkan 19 penumpang lainnya mengalami luka.
Berikut Kronologi dan fakta fakta hingga dugaan penyebab bus bisa mengalami kecelakaan, simak penjelasan dibawah ini!
Kronologi Kecelakaan Maut
Kejadian itu bermula saat supir bus bernama Ade Firmansyah melaju dengan kecepatan sekitar 100 kilometer per jam di lajur lambat.
Namun, saat bus tiba di Km 712.200/A, kendaraan oleng ke kiri dan menabrak tiang VMS (Variable Message Sign) di pinggir bahu jalan tol sehingga terguling.
Penyebab sementara, supir bus tersebut diduga mengalami kelelahan atau mengantuk. Ia juga merupakan supir cadangan dan bukan supir inti.
“Penyebab kecelakaan masih diduga human error, supir cadangan ini kelelahan atau mengantuk, sehingga di saat melintasi KM 712.200 itu oleng lalu pas 712.400 menabrak papan reklame,” kata Sumrahadi.
Baca Juga : Cuaca Terasa Sangat Panas di Sebagian Wilayah Indonesia, Fenomena dan Apa Dampaknya?
Berikut Fakta Fakta Kecelakaan Maut
1. Bus Oleng Sebelum Tabrak VMS
Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Jatim AKBP Dwi Sumrahadi mengatakan, bus pariwisata yang dikemudikan Ade Firmansyah (29) itu melaju dari barat ke timur atau dari arah Jombang ke Surabaya.”Bus oleng ke kiri kemudian menabrak tiang VMS atau tiang pesan-pesan sekitar pukul 06.15 WIB,” kata Dwi kepada detikJatim, Senin (16/5/2022)
Kerasnya tabrakan mengakibatkan bagian depan bus Ardiansyah hancur.Bus terguling ke kanan di sisi kiri jalan tol. Sedangkan tiang VMS yang ditabrak bus dalam kondisi ambruk.
2. Polisi Duga Sopir Mengantuk
Polisi menduga kecelakaan maut ini dipicu sopir bus yang mengemudi dalam kondisi mengantuk.
“Dugaan awal bisa jadi mengantuk atau apa. Kan, belum ditanyai dan belum ada pemeriksaan kondisi kendaraan,” kata Dwi.
Berdasarkan hasil pengecekan awal di lokasi kecelakaan, bus Ardiansyah nopol S 7322 UW itu tidak mengalami pecah ban. Sehingga penyebab kecelakaan tunggal ini mengarah kepada faktor kelalaian sopir.
“Ada ban yang lepas tapi tak ada yang meletus. Lepasnya mungkin setelah hantaman. Kemungkinan besar ya mengantuk. Tetapi nanti, kan, ada pemeriksaan lagi,” ujarnya.
3. Bus Dikemudikan Sopir Cadangan
Saat kecelakaan terjadi, bus pariwisata itu dikemudikan sopir cadangan. Bus dikemudikan oleh Ade Firmansyah (29) warga Sememi, Benowo, Pakal Surabaya, melaju dari barat ke timur atau dari arah Jombang ke Surabaya.
“Itu sopir cadangan (pengemudi bus saat kecelakaan),” kata Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota AKP Heru Sudjio kepada detikJatim, Senin (16/5/2022).
Ia menjelaskan, bus itu menyediakan dua orang sopir. Seorang sopir utama dan 1 orang sopir cadangan. Saat kecelakaan itu terjadi, bus sedang dikemudikan Ade yang merupakan sopir cadangan, yang diduga juga sedang mengantuk.
4. Jasa Raharja Jamin Santunan Korban
“Santunan seluruh korban dijamin, baik yang meninggal dunia maupun luka – luka,” ujar Kepala PT Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Timur Hervanka Tri Dianto, dikutip dari Antara, Selasa (17/5/2022).
Ia menjelaskan seluruh korban dijamin Jasa Raharja sebagaimana Undang-undang dan bentuk implementasi Program Perindungan Dasar Pemerintah terhadap warga negara yang mengalami kecelakaan.
Para ahli waris korban yang meninggal dunia akan mendapat santunan sebesar Rp50 juta, sedangkan bagi korban mengalami luka-luka mendapat biaya perawatan melalui pihak rumah sakit maksimal sebesar Rp20 juta.
5. Satu Keluarga Dimakamkan di Satu Liang Lahad
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak tewas dalam insiden kecelakaan maut Bus PO Ardiansyah diTol Sumo, Senin (16/5) lalu. Mereka pun dimakamkan dalam satu liang lahad.
Empat jasad yang dimakamkan dalam satu liang lahat yakni Titis Hermi, Soni Suprayitno, Stevani Gracia, dan Steven Arthura.
“Keempatnya dimakamkan dalam satu liang lahat. Anaknya satu, Stella, masih dirawat,” kata Ketua RW I Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Surabaya, Didik Karyono, Senin (16/5).
Sumber: Detik.com