Ganda Campuran Indonesia Praveen/Melati Tinggal Perkuat mental

Praveen&Melati

Sorotan24.com, Indonesia Dilansir dari sport.detik.com. pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sudah siap berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka tinggal memperkuat mental saja.

Persiapan itu disampaikan pelatih ganda campuran, Nova Widianto yang mendampingi persiapan  Praveen/Melati selama di Tokyo. Menurutnya, kondisi atletnya saat ini sudah cukup baik.

Baca Juga : Inilah Para Pesaing Kevin/Marcus di Olimpiade Tokyo 2020

“Latihannya sudah banyak ke teknik, latihan fisiknya sudah dikurangi. Di dua hari terakhir ini tinggal menyiapkan dan menguatkan mental saja. Yang terpenting sekarang mentalnya harus siap,” kata Nova dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/7/2021).

“Karena Olimpiade selama ini kalau saya lihat kadang-kadang orang yang ada di peak performancenya belum tentu secara mental (baik). Kalau saya flashback, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir itu performa terbaiknya di 2012 tapi emasnya di 2016. Kenapa? Karena mereka secara permainan 2012 itu sudah bagus tapi secara mental belum siap,” lanjutnya.

Pada laga pertama di Grup C, Sabtu (24/7) Praveen/Melati akan menghadapi pasangan Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville (Australia). Selanjutnya juara All England 2020 ini akan menghadapi Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) dan Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark).

Nova tidak mempersiapkan strategi khusus untuk calon lawan anak asuhnya. Pelatih yang merupakan peraih medali perak di ajang Olimpiade 2008 Beijing ini cumin berfokus pada kesiapan Praveen/Melati di setiap pertandingan.

“Bertemu pasangan Australia di partai pertama harusnya jadi keuntungan bagi Praveen/Melati. Asal tidak lengah, mereka bisa memanfaatkan ini sebagai langkah awal untuk masuk ke suasana pertandingan sebelum bertemu lawan yang sepadan,” ucap Nova.

“Saya tidak menyiapkan strategi khusus ya karena semua pasti buta dengan kekuatan lawan. Kondisi seperti sekarang membuat saya lebih menyiapkan ke Praveen/Melati saja. Tidak bisa pertandingan terakhir calon lawan mereka menjadi patokan, pasti beda,” dia menjelaskan.

“Untuk Yuta/Arisa saya juga melihatnya sebagai tuan rumah mungkin hanya menang lamanya mereka berlatih di main hall, jadi sudah tahu kondisi lapangan. Sementara kalau sudah di pertandingan, di kondisi yang tanpa penonton semuanya jadi sama saja. Seperti main di tempat netral. Menguntungkan buat kita juga tidak karena bisa saja dengan tidak ada penonton tekanannya jadi berkurang, Yuta/Arisa jadi bisa main lebih lepas. Itu juga harus diwaspadai,” tutur Nova.

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.