Seperti dilansir dari detik.com, “Saat ini, tentu saja kita harus pikirkan demandnya seperti apa. Mungkin gas balance sampai 2025 kesulitan. Mungkin setelah itu, demandnya akan lebih mudah. Menjelang itu memang challenging ya,” tutur Syahrial Mukhtar selaku Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN.
Syahrial Mukhtar mengatakan untuk mengatasi tantangan tersebut Indonesia akan membangun banyak pabrik petrokimia. Pabrik tersebut dinilai mampu menyerap gas dalam jumlah yang cukup besar.
Seperti yang juga dilansir dari detik.com, “Jadi kami bangun industri yang butuh gas lebih banyak yaitu petrokimia. Itu bisa memakan 100 sampai 150 mmscfd per day atau 1 juta ton per tahun. Ini salah satu solusi untuk konsumsi gas-gas ekspor eks ke Singapura itu tadi ya,” tambah Syahrial Mukhtar.
Syahrial juga mengatakan bahwa solusi lainnya ialah langsung mendistribusikan gas melalui pipa transmisi ruas Dumai-Sei Mangkei dan Dumai-Medan. Tujuannya ialah untuk mengembangkan industri yang berada di wilayah tersebut.