Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Sorotan24.com, Indonesia – Prof. Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, atau umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan “Mbak Mega”. Berikut adalah Informasi Lengkap Mengenai Megawati Soekarnoputri. Apa saja? Mari Simak Informasi Berikut!

Profil
Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
(Sumber : dok Wikipedia.com)
  • Nama :  Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri
  • Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947
  • Pendidikan :
– SD Perguruan Cikini Jakarta (1954-1959)
– SLTP PerguruanCikiniJakarta (1960-1962)
– SLTA Perguruan CikiniJakarta (1963-1965)
– Fakultas Pertanian Universitas PadjadjaranBandung (1965-1967);tidak selesai
– Fakultas Psikologi Universitas IndonesiaJakarta (1970-1972); tidak selesai
Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
Kehidupan Awal
Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
(Sumber : dok TribunNews.com)
Megawati Soekarnoputri adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ibunda Megawati, Fatmawati, adalah seorang gadis kelahiran Bengkulu di mana Soekarno dahulu pernah diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Ia dilahirkan pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno Putri, pada tanggal 23 Januari 1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali Code. Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan di Istana Merdeka.
Dia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (juga tidak sampai lulus).
Baca Juga : 3 Ketentuan Wajib Untuk WNA dan WNI dari Luar Negeri saat PPKM diberlakukan

 

Perjalanan Rumah Tangga
Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
(Sumber : dok Biograficom.com)
Suami pertamanya adalah Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso, seorang pilot pesawat AURI dan perwira pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AURepublik Indonesia. Surindro sosoknya tinggi jangkung, berwajah ganteng dengan model rambutnya berjambul, di kalangan rekan-rekannya ia kerap dipanggil dengan “Pacul“. Surindro adalah sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati. Konon kabarnya, Gunturlah yang menjodohkan Mega dengan Surindro. Mereka menikah pada hari Sabtu, tanggal 1 Juni 1968 bertempat di Jalan Sriwijaya Nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta. Setelah itu, Megawati lalu mengikuti suaminya, Surindro, tinggal di Madiun, Jawa Timur. Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya (Mohammad Prananda Prabowo), Surindro mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya. Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan pulau Biak, Irian Jaya, pada tanggal 22 Januari 1970. Surindro dan tujuh orang awak pesawatnya hilang tak diketahui rimbanya dan hanya tersisa serpihan puing-puing tubuh pesawat yang ditemukan tersebar berserakan di laut sekitar perairan tersebut. Mega dirundung duka yang mendalam, ia pun berkabung cukup lama.
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1972, waktu itu usia Megawati masih baru menginjak awal dua puluhan dengan mempunyai dua orang anak yang masih balita, ia lalu kembali merajut kasih asmara dengan seorang pria yang konon adalah pengusaha asal Mesir, yang juga seorang Diplomat Mesir yang kala itu sedang bertugas di Jakarta, yang bernama Hassan Gamal Ahmad Hasan. Namun, pernikahan Mega yang kedua kali ini tak berlangsung lama, hanya bertahan tiga bulan, sebab pernikahan Megawati dengan Hassan (suami kedua Mega) menjadi sorotan Media Massa dengan alasan bahwa waktu itu Megawati masih terikat perkawinan yang sah dengan Surindro, suami pertamanya dan pada saat itu belum ada keputusan yang pasti dari pemerintah, dalam hal ini adalah Markas Besar (Mabes) TNI-AU, mengenai nasib suami pertamanya itu yang jenazahnya sampai sekarang tak berhasil ditemukan. Keluarga Bung Karno pun tak tinggal diam, mereka kemudian menyewa seorang pengacara, Sumadji namanya, guna membatalkan pernikahan Mega yang kedua yang kontroversial itu melalui penetapan keputusan oleh Pengadilan Tinggi Agama – Jakarta, akhirnya Hassan pun mengalah dan menyerah. Dari pernikahan dengan suami keduanya yang kandas ini, Megawati tidak dikaruniai anak.
Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangga Megawati Soekarnoputri baru benar-benar terjalin dan dirasakan setelah ia menikah dengan Moh. Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Suami ketiga Mega, Taufiq Kiemas, selain aktif di GMNI, ia juga bergabung dengan “Inti Pembina Jiwa Revolusi“, yaitu suatu organisasi yang menegakkan ajaran “Soekarno“. Taufiq Kiemas, yang oleh Guntur diberi julukan “si Bule“, menikahi Mega pada akhir Maret 1973. Pesta pernikahan mereka ini berlangsung sederhana di “Panti Perwira“, Jakarta Pusat. Dari pasangan ini, maka lahirlah Puan Maharani, yang merupakan anak ketiga dari Megawati Soekarnoputri dan adalah anak pertama Taufiq Kiemas satu-satunya.
Perjalanan Karier
Informasi Lengkap Mengenai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
(Sumber : dok Berbagaireviewers.com)
  • Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung); (1965)
  • Anggota FraksiPDI DPR RI Komisi IV (1987-1997)
  • Ketua DPC PDIJakarta Pusat
  • Ketua Umum PDIversi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya (1993-1996) PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang
  • Wakil Presiden Republik Indonesia(20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
  • Presiden Republik Indonesiake-5 (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.