Sorotan24.com, Indonesia – Salah satu pemusik tanah air yang akan dibahas lengkap informasinya kali ini merupakan seseorang yang banyak dikenal berkat berbagai karya hingga cerita hidupnya, mulai dari bagaimana dirinya memperjuangkan alur musik hip hop hingga celotehannya tentang berbagai masalah permusikan yang sedang ada di Indonesia. Ya, dia adalah Ucok “Homicide”. Lalu, siapakah sebenarnya sosok Ucok “Homicide” ini dan bagaimana kisah hidupnya? Penasaran?! Mari Simak Informasi berikut!
Biodata Ucok “Homicide”
- Nama Lengkap : Herry Sutresna
- Nama Populer : Ucok atau Morgue Vanguard
- Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat, Indonesia
- Pekerjaan : Penyanyi, Penulis, MC, dan Desainer
- Band : Homicide
- Genre : Punk, Hardcore, Heavy Metal, Thrash Metal, Death Metal
- Instrumen : Vokal
- Pendidikan : Alumni Sastra Inggris (Universitas Padjajaran) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (Institut Teknologi Bandung – ITB)
- Buku : Setelah Boombox Usai Menyalak (2016) dan Flip da Skrip: Kumpulan Catatan Rap Nerd Selama Satu Dekade (2018)
Awal Mula Ucok “Homicide” Terjun ke Industri Musik Tanah Air
Seperti dilansir dari kompas.com, Ucok begitu nama populernya dalam band sekaligus industri musik tanah air menyukai musik hip hop pada 1983. Pada era dan tahun tersebut juga, musik hip hop mulai masuk ke Indonesia.
Berawal dari hal tersebut, akhirnya Ucok mulai mencari tahu mengenai lika liku genre musik hip hop, “Mulai tahu (musik) hip hop tahun itu tahu 1983 atau 1984 lah. Pas pertama kali breakdance masuk Indonesia, saya kelas 3 SMA,” ungkap Ucok.
“Waktu itu memang wajar mengenal hip hop di era tersebut. Saya mengenal satu pattern olah vokal, rap dari breakdance,” sambung sang anggota band Homicide itu.
Awal Mula Band “Homicide” Terbentuk
Setelah Ucok mulai mengenal musik hip hop, dirinya pun lantas mencoba untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi musik hingga pada akhirnya ia berhasil berkenalan dengan anggota lain. Dari hal itu pula akhirnya terbentuklah grup “Homicide”.
“Sebenarnya mulai perform setelah lulus SMA. Itu perform di kompetisi rap fahun 1993 lah era itu. Kalau bisa dibilang gelombang kedua hip hop datang ke Indonesia. Nah di era itu saya mulai manggung dan ketemu sama yang lain-lain bikin Homocide,” tutur Ucok.
Namun, sangat disayangkan band bergenre hip hop ini akhirnya memutuskan untuk bubar pada tahun 2007 silam.
Berbagai Karya Ucok “Homicide”
Setelah bubarnya band “Homicide” Ucok pun memutuskan untuk membuat materi sendiri dan mulai memberanikan diri untuk berkolaborasi hingga pada akhirnya ia berhasil mengeluarkan album baru yang bertajuk “Homicide – Barisan Nisan. CD-R. Self-released” di tahun 2014 silam.
Lalu, pada tahun-tahun berikutnya Ucok pun mulai merilis berbagai karya lainnya. Salah satunya ialah buku yang berjudul “Flip Da Skrip: Kumpulan Catatan Rap Nerd Dalam Satu Dekade”, di dalam buku yang memiliki 240 halaman tersebut ia mencatat naik turunnya skema hip hop dunia selama 10 tahun terakhir hingga memberikan penilaian, persetujuan, verdict dan juga mengungkapkan kekecewaannya bahkan hingga sumpah serapah yang didasarkan dengan pendapat pribadinya.
Memang tak begitu banyak informasi mengenai sang legenda hip hop Indonesia itu. Namun, bagi penikmat karyanya tentu mengetahui berbagai seluk beluk dari sosok dengan panggilan beken Morgue Vanguard ini.
Keterlibatan Ucok Dalam Peristiwa Mei 1998
Seperti yang disimpulkan dan bersumber dari lokadata.id, sosok anggota band hip hop lokal tanah air ini ternyata pernah terlibat dalam aksi Mei 1998 yang kala itu terjadinya peristiwa yang mungkin tak pernah terlupakan untuk para orator negeri ini. Ya, peristiwa tersebut ialah peristiwa tuntutan reformasi yang dikumandangkan oleh berbagai aliansi mahasiswa di seluruh Indonesia.
Ucok pun diketahui ikut terlibat dalam peristiwa ini dan dirinya pun diminta untuk berorasi pada acara tersebut. Ucok tampak lebih kalem dibandingkan dengan aksinya semasa menjadi MC Homicide. Kala itu dirinya memberikan orasi di panggung dari sisa lantai rumah dan puing tembok korban gusuran Pemerintah Kota Bandung. Dikutip dari lokadata.id inilah salah satu orasi sang legenda hip hop tanah air pada acara tersebut.
Baca Juga : Yuk, Mendalami Informasi Mengenai Kampus Mengajar
“Marsinah di zaman Orde Baru menggalang buruh pabrik untuk melawan (menuntut kenaikan upah), taruhan nyawa,” katanya. Ucok menyebutkan nama pegiat HAM, diantaranya Munir Said Thalib, dan jurnalis Bernas (Yogya), Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin.
“Mereka, bersetia menegakkan kemanusiaan meski harus berujung kematian” ucap Ucok.
Hingga pada suatu waktu timbullah sebuah kata-kata dari diri sang legenda hip hop itu. Dan kata-kata tersebut ialah :
Ini adalah monumen tenggat kesabaran dan angkara // Satu barisan, ribuan mimpi // Titik berangkat yang tak pernah dapat kami datangi kembali // Terbuang serupa fotokopian pamflet aksi di setiap perempatan // Harapan kami akan berakumulasi menyaingi nyalak senapan kalian //
-Homicide, Tantang Tirani-