Sorotan24.com, Indonesia – Sebuah teknologi muncul untuk mengatasi adanya kesenjangan pada sistem pembagian beras. Teknologi tersebut pun muncul dari seorang laki-laki alumni Teknik Elektro ITB.
Pengertian ATM Beras
ATM (Anjungan Terima Mandiri) Beras merupakan sebuah layanan mesin unik yang baru-baru ini digagas oleh seorang lelaki kelahiran Semarang, 12 Januari 1961 yakni Budi Adji.
Menurut lelaki tersebut ATM Beras merupakan sebuah perangkat yang bisa mengeluarkan beras dalam jumlah tertentu secara otomatis. Dan, caranya pun dibuat sangat mudah yakni pengguna hanya perlu mendekatkan kartu ke bagian pembaca kartu di bagian tengah muka mesin. Begitu kartu ditempel beras pun kemudian mengucur cepat. Seperti dilansir dari lokadata.id “Tidak pakai kode, tidak ada rahasia, sebab yang dilayani orang awam. Kalau password lupa akan jadi masalah,” katanya di Bandung.
Sejak diluncurkan perdana pada 2016 lalu, pembuatan ATM Beras dikelola oleh Budi bersama dengan rekan alumni Teknik Elektro ITB 1980. Pada perusahaan bernama PT Megatron Empat Sekawan (MES) tersebut, Budi menjabat sebagai seorang direktur.
Awal Mula Ide ATM Beras
Ide ATM Beras muncul ketika Budi merasa terenyuh ketika sedang menyaksikan berita di televisi. Kaum dhuafa mulai dari anak kecil hingga lanjut usia berdesakan dan berebut pembagian jatah beras dan bahan pokok lainnya dari donatur di berbagai tempat.
Bahkan ketika itu mereka ada yang jatuh, terluka bahkan hingga meninggal dunia seperti kejadian di Monumen Nasional (Monas) beberapa waktu yang lalu.
Melanjutkan ide tersebut, Budi mulai memikirkan bagaimana pembagian beras khususnya dapat berjalan dengan tertib setiap waktu dan terdata. Saat itu, Budi mendiskusikan konsep ATM Beras bersama dengan kawannya satu alumni. Seperti yang juga dilansir dari lokadata.id “Saya perlu waktu dua tahun untuk belajar dan riset,” ungkap Budi sebagai seorang peraih gelar master di Business Administration dari Pamantasan Ng Lungsod Ng Maynila, Filipina pada tahun 1997.
Tantangan proyek inovasi tersebut menurut Budi ada pada perancangan desain, pemilihan bahan dan lain sebagainya. Terlebih lagi, Budi dan tim kerjanya harus tahan dalam menghadapi ejekan serta ledekan berbagai pihak mengenai ATM Beras.
Selain itu, tak hanya tantangan untuk menghadapi ejekan serta ledekan dari berbagai pihak, Budi dan tim juga membutuhkan dorongan bahkan sokongan finansial jumbo yang mencapai 450 juta. Namun, karya tersebut kini telah memiliki hak paten.
Terkait dana penelitian, dana tersebut berasal dari kantong Budi sendiri serta difasilitasi oleh perusahaannya yang lain di bidang riset yakni PT Rekayasa Otomasi Indonesia. Dan, di perusahaan itu juga Budi menjabat sebagai seorang Presiden Direktur.
Detail Mengenai ATM Beras
Dengan berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mengoperasikan mesin ke mesin, pada tahun 2016 akhirnya prototype ATM Beras itupun rampung. Pada awalnya, mesin tersebut hanya berbungkus bahan kayu triplek yang dicat hitam. Dan kemudian mesin itu diuji pakai di dua masjid daerah Cibubur dan Depok. Saat itu fungsi utama mesin itu ialah untuk mengucurkan beras. Namun, ketika akhir pengujian, fungsi utama mesin tersebut sukses dan pengurus masjid serta para penerima beras pun merasa senang.
Kini, tampilan terbaru mesin ATM Beras tersebut memiliki ukuran panjang 60 sentimeter, lebar 60 sentimeter dan tinggi 165 sentimeter dengan daya listrik berkisar diantara 10-20 watt. Posturnya pun kokoh dengan besi tahan karat bercat abu muda seperti lemari arsip.
Atap mesin ATM Beras bisa dibuka tutup menjadi akses untuk memasukkan beras dengan kapasitas sekitar 240 – 245 liter.
Baca Juga : Inilah Sederet Informasi Mengenai Edge Computing
Cara untuk mengeluarkan berasnya ialah dengan mendekatkan kartu berteknologi Radio Frequency Identification (RFID) ke pembaca kartu yang ditempelkan pada bagian tengah muka mesin. Kartu yang seukuran dengan kartu ATM tersebut tidak perlu ditempelkan pada mesin namun hanya perlu di dekatkan pada jarak 5 – 10 sentimeter.
Katup bawah penampung beras otomatis akan terbuka ke wadah takaran di dalam mesin. Setelah penampung itu penuh dan kemudian katup menutup maka beras akan ditekan keluar.
Pada kartu ATM untuk digunakan ATM Beras ditanamkan data pengguna seperti nama dan alamat yang diwakili oleh kode angka. Dengan pengaturan sistem, pengguna hanya bisa mendapat beras pada jam, hari serta frekuensi pengambilan tertentu.
Harga Mesin ATM Beras
Saat ini, ATM Beras telah dibeli oleh beberapa perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai bagian dari program corporate social responsibility (CSR). Tak hanya perusahaan swasta dan BUMN, ATM Beras juga beberapa kali dibeli oleh filantropi yakni orang yang suka berkegiatan sosial secara pribadi maupun patungan.
Kini, ATM Beras memiliki dua tipe yakni yang hanya memakai kartu RFID dengan harga yang dibanderol yakni Rp29,5 juta dan tipe kedua yakni dengan memadukan kartu RFID dengan pembaca Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang dibanderol dengan harga Rp37 juta.
Terkait pembayarannya diterapkan tiga tahap yakni setelah membayar uang muka 40 persen maka untuk termin kedua dan ketiga masing-masing 30 persen. Khusus untuk wilayah luar Jawa, maka peminat harus menambah biaya instalasi yakni Rp4,5 juta.
Harga tersebut sudah termasuk dengan 50 kartu RFID dan jaminan purna jual perangkat lunak dan keras mesin selama setahun. Tambahan harganya untuk biaya pengiriman dan asuransinya, pajak, integrasi ke cloud dan juga biaya pulsa modern.
Hingga sampai saat ini perkembangan mesin ATM Beras masih terus berlanjut dan salah satunya ialah penambahan kotak amal pada mesin. Tujuannya adalah agar siapapun yang ingin beramal bisa memasukkan sebagian hartanya ke mesin tersebut.