Covid-19 merupakan wabah pandemi yang mulai menjangkit seluruh dunia dari tahun 2019, hal ini disebabkan oleh virus dengan gejala ringan hingga berat. Berbagai masyarakat turut mencegah penyakit satu ini, salah satunya adalah dengan berjemur.
Masyarakat beranggapan bahwa berjemur dengan kisaran panas matahari menyengat akan membunuh virus di tubuh manusia, sehingga diyakini bahwa berjemur diatas jam 10 pagi merupakan jam terbaik matahari menyengat yang akan membunuh virus corona.
Herawati, yang merupakan seorang Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman memungkaskan bahwa berjemur diatas suhu 56oC dapat membunuh virus corona. Namun Herawati meragukan bahwa suhu panas matahari di Indonesia menggapai panas hingga 56oC.
Baca Juga :Simak Dampak Bluelight pada Handphone Bagi Kulit
Dilansir dari lalman FK UGM, berjemur memang tidak akan membunuh virus yang hinggap di tubuh. Namun berjemur pagi bermanfaat untuk meningkatkan produksi vitamin D3. Fungsi vitamin D3 sendiri adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat disimpulkan bahwa kekebalan tubuh akan melawan virus dengan sendirinya.
Selain itu, sinar matahari pagi juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sel darah putih dalam melawan dan menangani mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh, mikroorgansme ini tentu turut andil dalam menangani virus corona yang sedang mewabah.
Di sisi lain, kadar berlebih sinar matahari UV di siang hari malah sebenarnya berdampak buruk bagi kesehatan seperti kulit terbakar maupun terkelupas. Bahkan akan memicu terjadinya kanker kulit. Sebaliknya, berjemur dengan kapasitas matahari sedang dibawah jam 10 pagi itu-lah yang akan meningkatkan produksi vitamin D3 dan menangani mikroorganisme dalam tubuh.
Jadi, berjemur diatas jam 10 pagi sangat tidak dianjurkan untuk mencegah maupun melawan virus dalam tubuh. Berjemur terbaik adalah jam 9 sampai jam 10 pagi dengan kisaran waktu 20-30 menit.