Sorotan24.com, Indonesia – Ada banyak jenis puasa yang dilakukan oleh umat Islam, dan salah satunya adalah puasa arafah. Arafah adalah salah satu amalan puasa yang cukup populer di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Puasa ini dilakukan pada awal bulan Dzulhijjah, menjelang hari raya besar keagamaan, Idul Adha. Meski tidak wajib, banyak orang yang tidak mau melewatkan amalan yang satu ini.
Ada banyak alasan mengapa dengan melaksanakan puasa ini adalah amalan yang bermanfaat, dan sangat disayangkan untuk diabaikan. Apalagi tata caranya mudah dan tidak jauh berbeda dengan puasa ramadhan.
Lantas bagaimana niat dan keutamaan amalan yang satu ini? Yuk simak penjelasan lengkap berikut.
Baca Juga : Beasiswa SDM Sawit 2022 Kuliah Gratis dari BPDPKS, Ada Jurusan Apa?
Sejarah Puasa Arafah
Arafah adalah tempat suci dalam Islam yang digunakan untuk wukuf jamaah haji. Puasa di Arafah sendiri merupakan tradisi yang berakar di sana. Ibadah Idul Adha dilaksanakan sehari sebelum hari raya Idul Adha. Para peziarah berjalan dari Mina ke Gunung Arafah untuk merenungkan kesalahan dan dosa mereka.
Keutamaan
Kita sebagai umat Islam tentu mengharapkan ampunan dari Allah SWT ketika menjalankan ibadah-ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Keutamaan puasa ini sangat besar bagi umat islam yang menjalankanya. Adapun keutamaanya adalah sebagai berikut
1. Menebus dosa tahun lalu dan yang akan datang
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” (HR. Imam muslim).
2. Dilakukan pada hari Arafah
Puasa ini memang dilaksanakan di hari arafah akan tetapi dibaliknya ada keutamaan yang besar. Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membanggakan orang yang wukuf di Arafah pada siang hari arafah. Allah berfirman, ‘Lihatlah kepada para hamba-Ku. Mereka mendatangi-Ku dengan rambut kusut dan badan berdebu.’ (HR. Ahmad 7288 dan dishahihkan Al-Albani).
3. Sunnah Rasulullah SAW
Puasa Arafah merupakan puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW dari Hafshah RA, ia berkata : “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh” (HR. An Nasa’i dan Ahmad).
Tata Cara dan Niat Puasa Arafah
Sama halnya dengan puasa pada umumnya, kita dianjurkan untuk membaca niat sebelum memulai ibadah. Niat puasa ini dianjurkan untuk dibaca pada malam hari akan tetapi apabila kita lupa untuk membacanya di malam hari, tidak apa-apa dibaca di pagi atau siang hari selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berikut adalah niat puasanya
Niat di malam hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa
Artinya : “saya niat puasa sunnah arafah esok hari karena Allah SWT.”
Niat di pagi atau siang hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.
Artinya : “saya niat puasa sunnah arafah hari ini karena Allah SWT.”
Setelah itu kita berpuasa pada umumnya seperti menahan lapar, haus, nafsu dan lain sebagainya dan juga berbuka seperti puasa pada umumnya.
Puasa ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah 1443 H. Namun untuk penyelarasan dalam sistem penanggalan masehi, masih perlu menunggu keputusan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada Rabu, 29 Juni 2022
Nah itulah informasi mengenai puasa arafah. Puasa ini menjadi salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena memiliki banyak keutamaan seperti mendapat ampunan dari Allah SWT dan dibebaskan dari api neraka.