Ketahui Mengenai Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Dimuliakan Oleh Allah

hajar aswad-1

Sorotan24.com, Indonesia – Hajar Aswad adalah batu hitam di sudut ka’bah. Dalam satu cerita, batu itu dikatakan datang dari surga dan diberikan kepada Ismail AS melalui perantara Jibril.

Pendapat mengenai Hajar Aswad berasal dari surga ini turut diceritakan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya (Kisah Para Nabi). Batu ini diperoleh ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS membangun ka’bah.

 

Baca Juga : Pesan Dalam Surah Ad-Dhuha Bagi Umat Manusia, Simak Penjelasannya

 

Asal Mula Hajar Aswad

(Sumber : liputan6.com)

Saat itu, Nabi Ibrahim AS dikabarkan menemukan ruangan kosong saat pembangunan ka’bah hampir selesai. Kemudian dia meminta Ismail AS untuk menemukan sebuah batu yang akan menutupi ruang kosong tersebut.

Saat menemukan batu yang diinginkan ayahnya, Ismail AS bertemu dengan Jibril. Dia (Jibril) memberikan sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Batu tersebut berasal dari India yang konon merupakan tempat turunnya Nabi Adam AS dari surga.

Awalnya batu yang dibawa Nabi Adam AS itu berwarna putih (ketika turun di India). Kemudian, warnanya berubah menjadi hitam legam karena dosa-dosa manusia. Hal ini dijelaskan dalam riwayat At Tirmidzi.

“Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam,” (HR Tirmidzi).

Ismail AS pun dengan senang hati menerima Hajar Aswad dan kembali menemui ayahnya. Setibanya di lokasi pembangunan Ka’bah, Ismail AS sudah melihat bebatuan yang sudah ada di pojok tiang pondasi.

Ia kemudian bertanya, “Wahai ayah, siapakah yang membawa batu itu kepadamu?” Ibrahim AS pun menjawab, “Batu itu dibawa oleh malaikat yang lebih gesit darimu.” Setelah itu, keduanya membangun Baitullah hingga selesai.

Pembangunan ka’bah ini turut disebutkan dalam firman-Nya surah Al Baqarah ayat 127.

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧

“(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Letak Hajar Aswad

hajar aswad-3
(Sumber : liputan6.com)

Muslim H. Nasution dalam bukunya Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah menjelaskan, ka’bah terdiri dari empat sudut atau rukun. Di antaranya rukun al-Aswad yakni sudut yang terletak di Hajar Aswad dan disampingnya pintu ka’bah.

Kemudian, rukun Syami yakni sudut yang menghadap ke negeri Syam atau Syria, rukun Iraqi yakni sudut yang menghadap ke Irak, dan rukun Yamani yakni sudut yang menghadap ke Yaman.

Hajar Aswad ini menempel di rukun Yamani. Batu ini berwarna hitam kemerah-merahan dengan luas permukaan sekitar 30 cm². Batu tersebut dilingkari dengan bingkai perak putih.

Menurut buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim karya Zuhairi Misrawi, Abdullah bin Zubair adalah pemimpin pertama yang membungkus Hajar Aswad dengan perak. Kemudian, pada 1442 H, perak pembungkus tersebut diperbarui oleh Raja Arab Saudi, yang tak lain pemimpin tertinggi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Maknanya Bagi Jemaah Haji

hajar aswad-4
(Sumber : lombokinsider.com)

Hajar Aswad memiliki makna penting bagi  jemaah haji dan umrah di Mekkah. Diagungkan oleh Allah SWT, batu ini digunakan sebagai awal dan akhir dari pelaksanaan thawaf.

Benda ini juga menjadi begitu istimewa. Sebab, Nabi Muhammad SAW pernah menciumnya dan diikuti oleh para sahabat, khususnya Umar bin Khattab. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat Imam Muslim.

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

Artinya: “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.”

Selain itu, Zuhairi Misrawi menjelaskan bahwa Hajar Aswad lebih dari sekedar batu. Ini memiliki sejarah yang luar biasa. Karena itu, jemaah haji dan jemaah umrah biasanya berbondong-bondong untuk mencium Hajar Aswad.

 

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.