Sorotan24.com, Jakarta – Nikita Mirzani dilaporkan oleh organisasi Forum Masyarakat Pecinta Ulama (FMPU) DKI Jakarta, namun Nikita Mirzani soal dugaan ujaran kebencian ditolak Polda Metro Jaya. Sedangkan laporan terhadap Ustadz Maaher At-Thuwailibi atas dugaan menghina ulama ternama di Pekalongan, yakni Habib Luthfi diterima Polisi.
Nikita Mirzani dilaporkan oleh FMPU DKI Jakarta, namun laporan tersebut ditolak Polisi lantaran laporan yang dibuat masih membutuhkan proses validasi dan dikaji untuk memenuhi unsur pornografi berdasarkan bukti yang diserahkan ormas itu.
“Masih divalidasi dan dikaji untuk bukti-bukti indikasi ke pornografi,” ujar Ketua FMPU Muhammaf Sofyan, dilansir dari kompas.com, Senin (16/11/20).
Sedangkan Ustadz Maaher At-Thuwailibi dilaporkan seorang warga bernama Muannas Aladid ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. Bareskrim pun menerima laporan tersebut dengan nomor laporan STTL/392/XI/2020/Bareskrim Polri.
Maaher At-Thuwailibi dilaporkan terkait dugaan menghina ulama ternama dari Pekalongan, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya atau biasa dikenal Habib Luthfi.
Lewat keterangannya, pelapor, Muannas membeberkan jika yang dilakukan Maaher At-Thuwailibi bukanlah yang pertama kalinya.
“Penghinaan terhadap Habib yang dimuliakan terhadap orang tua kita, guru kita, Habib Luthfi Bin Yahya dan dugaan penghinaan yang dilakukan Maaher bukan hanya yang pertama,” kata Muanas lewat keterangannya, Senin (16/11).
Seperti diketahui sebelumnya, dunia maya baru-baru ini dibuat heboh oleh ucapan tidak sopan yang dilontarkan oleh seorang Ustadz asal Medan yakni Ustadz Maaher At-Thuwailibi kepada Nikita Mirzani yang menyamankannya dengan binatang.
Ucapan tidak sopan dilontarkan Ustadz Maaher untuk meminta Nikita Mirzani mengklarifikasi dan meminta maaf atas tindakannya yang mengeluh kepulangan Habib Rizieq dan menghina arti dari nama Habib sebagai tukang obat.
Tak terima dengan ucapan tidak sopan seorang ustadz, Nikita pun membongkar sosok Ustadz Maaher At-Thuwailibi yang sebenarnya. Salah satunya memposting hinaan yang dilontarkan Maaher At-Thuwailibi kepada ulama ternama asal Pekalongan Habib Luthfi.
