Festival film ini pun dijadwalkan akan menampilkan film dari negara-negara berkonflik, seperti Afghanistan dan Irak. Penulis scenario, Ifan Ismail yang hadir dalam kesempatan itu menyebut situasi pandemi memungkinkan orang mengakses film dari negara yang dirundung konflik.
“Kami menyoroti hal-hal kecil yang sering terlewatkan, tema yang membuat kita menengok lagi apa sih yang terjadi di sekitar kita, pada umat Muslim itu penting untuk disampaikan. Seperti film dari Afghanistan dan Irak yang jarang ditayangkan, pandemi membuat kita dapat melihat lagi hal-hal yang tidak kita lihat,” kata Irfan.
Adapun film karya musisi Rhoma Irama yang diangkat dalam festival kali ini antara lain, Gitar Tua Oma Irama (1976), Darah Muda (1977) , Satria Bergitar (1984), Perjuangan dan Do’a (1980), dan Berkelana I & II (1978).
Disebutkan juga beberapa film yang diangkat dalam Festival Film Madani 2020 akan menggambarkan pergeseran dalam Islam. Ia menyebutnya dengan komodifikasi Islam, yakni Islam sebagai gaya hidup, seperti fenomena nikah muda, dan hijab.
Film dengan unsur Islam modern yang akan tayang dalam Festival Film Madani 2020 diantaranya Assalamualaikum Beijing, Aku, Kau & KUA; Bajaj Bajuri The Movie; Jakarta Maghrib; Bintang Kejora; Sang Guru; 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta; Kukejar Cinta ke Negeri Cina; Haji Backpacker; Emak Ingin Naik Haji; dan 99 Cahaya di Langit Eropa.
Festival Film Madani 2020 bakal berlangsung 20 November hingga 4 Desember 2020 dan bisa diakses melalui sejumlah layanan streaming, antara lain Klik Film dan Kwikku, serta di laman Dewan Kesenian Jakarta.