Sorotan24.com, Indonesia – Kemajuan zaman ikut memajukan ilmu pengetahuan yang ada. Begitupun dalam bidang biologi, berbagai macam teknik pengetahuan telah manusia kembangkan demi meningkatkan standar hidup manusia. Salah satu teknik tersebut adalah bioteknologi. Manusia telah lama menggunakan bidang ini dan menghasilkan beberapa produk mikroorganisme untuk menunjang kebutuhan hidupnya, hasil produk tersebut diantaranya keju, wine, tapai dan lain-lain.
Pada dunia medis, penerapan bioteknologi di masa lalu telah menghasilkan beberapa produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti vaksin, antibiotik dan sebagainya. Dan yang terjadi pada saat ini, bioteknologi telah berkembang dengan sangat pesat terutama di negara-negara maju. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan, dan lain sebagainya. Namun, sebelum jauh membahas tentang bioteknologi, mari kita cari tahu apa yang dimaksud dengan bioteknologi itu sendiri.
Apa sih Bioteknologi?

Kata bioteknologi pertama kali dikenalkan pada tahun 1919 oleh insinyur berdarah Hungaria yaitu Károly Ereky (atau dalam pelafalan Bahasa Jerman dikenal sebagai Karl Ereky). Bioteknologi merupakan gabungan dari tiga kata Bahasa Latin, yaitu bios berarti hidup, tekno berarti penerapan dan logos berarti ilmu.
Jadi bioteknologi dapat disimpulkan sebagai cabang ilmu yang mempelajari mengenai prinsip penerapan atau pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam organik) melalui teknik transformasi biologi untuk pengembangan produk dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.
Sedangkan makhluk hidup yang dipakai dalam bioteknologi disebut sebagai agen bioteknologi. Bioteknologi dengan pemanfaatan mikroorganisme banyak digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk yang dapat membantu serta menunjang kehidupan manusia. Contohnya seperti pada proses pembuatan roti, keju, dan lain sebagainya.
Sebuah produk bisa dikatakan sebagai produk bioteknologi apabila produk tersebut memenuhi beberapa syarat berikut:
- Proses pembuatan produk harus melibatkan proses bioteknologi seperti ilmu rekayasa biologi molekuler atau rekayasa mikrobiologi, salah satu contoh konkritnya adalah rekayasa teknologi pangan.
- Dalam proses pembuatan produk harus menggunakan bantuan makhluk hidup atau bagian dari makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, bakteri, atau jamur.
Seiring perkembangan waktu dan ilmu pengetahuan, bioteknologi tidak hanya diterapkan untuk produk makanan dan minuman saja. Kini bioteknologi dapat diterapkan dalam berbagai sektor seperti industri, pertanian, peternakan bahkan dalam bidang reproduksi.
Baca Juga: Demi Meningkatkan Internet, Facebook dan Google Bangun Kabel Internet Bawah Laut
Sejarah Perkembangan Bioteknologi

Dalam perkembangannya, manusia telah mengenal bioteknologi sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan sejarah mencatatkan bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi telah melakukan praktek bioteknologi konvensional berupa pengembangbiakan ternak dengan metode selektif artifisial pada tahun 8000 SM. Tidak kalah dengan bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi, sejak tahun 4000 SM bangsa Tionghoa juga telah membuat fermentasi susu seperti yogurt dan keju.
Perkembangan bioteknologi semakin pesat berkat jasa Gregor Mendel yang dikenal sebagai Bapak Genetika. Mendel mencetuskan hukum-hukum pewarisan sifat. Sekitar akhir 1960-an, ilmuwan bernama Stewart Linn dan Werner Arber berhasil mengisolasi enzim yang berperan menghambat pertumbuhan bakteriofag yang menyerang bakteri E. coli.
Pada tahun 1968, H.O. Smith, K.W. Wilcox, dan T.J. Kelley, yang bekerja di Johns Hopkins University, berhasil mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim nuclease restriksi pertama yang digunakan untuk memotong DNA. Dari penemuan itulah mendukung munculnya penemuan-penemuan lainnya, seperti antibody monoclonal, insulin dari bakteri, dan lain sebagainya.
Manfaat Bioteknologi

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa bioteknologi adalah proses pemanfaatan makhluk hidup yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Berbagai macam kebutuhan manusia dapat terbantu dengan adanya perkembangan bioteknologi. Berikut manfaat yang bisa diperoleh dari proses bioteknologi tersebut, diantaranya adalah:
- Menghasilkan antibiotik yang dapat digunakan untuk membunuh penyakit yang berbahaya dan sangat membantu manusia dalam bidang kesehatan.
- Menghasilkan obat-obatan yang bisa dimanfaatkan manusia secara efektif dan murah.
- Dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
- Dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dari tanaman transgenic.
- Meningkatkan nilai gizi dari produk makanan maupun minuman.
- Menciptakan sumber makanan baru.
- Biaya yang diperlukan tidaklah mahal, sehingga bisa menghemat pengeluaran.
- Dapat membuat makanan jadi lebih tahan lama, misalnya pada produk asinan.
- Membuat pupuk yang berasal dari bahan-bahan yang alami.
Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern
Bioteknologi sudah lama bersentuhan dengan manusia. Sejak lama manusia sudah menggunakan bioteknologi dalam kehidupan seharai-hari untuk membentuk dan menciptakan suatu produk dengan tujuan inovasi dan agar dapat membantu pekerjaan manusia. Manusia dari masa ke masa melakukan pembaharuan dan pengembangan dalam bidang teknologi, termasuk dalam bidang bioteknologi. Dalam dunia bioteknologi kita mengenal istilah bioteknologi konvensional dan modern, yang menjadi bukti pengembangan yang berkelanjutan dari bidang bioteknologi.
Tentunya keduanya memiliki perbedaan, tabel berikut menggambarkan perbedaan dari bioteknologi konvensional dan modern:
Bioteknologi Konvensional (Tradisional) | Bioteknologi Modern |
Menggunakan mikroorganisme utuh secara langsung. | Menggunakan bagian dari mikroorganisme. |
Teknologi yang digunakan masih sangatlah sederhana. | Peralatan & teknik yang digunakan sudah canggih. |
Pemanfaatan mikroorganisme terbatas. | Pemanfaatan mikroorganisme lebih luas dengan bantuan teknologi modern. |
Biaya yang diperlukan relatif lebih murah. | Biaya yang diperlukan relatif lebih mahal. |
Pengaruh jangka panjang biasanya sudah diketahui. | Pengaruh jangka panjang yang belum diketahui. |
Contoh: Rhizopus oryzae (pembuatan tempe), Aspergillus wentii (pembuatan kecap), Lactobacillus bulgaricus (pembuatan keju & yoghurt). |
Contoh: In-vitro fertilisation (bayi tabung), pembuatan vaksin, kloning, biogas, teknik kultur jaringan. |
Baca Juga: Perhatikan! 3 Kesalahan dalam Memakai Masker yang Perlu Dihindari
Macam dan Jenis Bioteknologi

Seiring dengan inovasi dan perkembangan yang dilakukan oleh ilmuan terutama ilmuan pada bidang science dan teknologi, maka dalam bidang pengetahuan Bioteknologi terbagi ke dalam beberapa jenis, adapun jenis tersebut diantanya adalah:
- Bioteknologi merah (red biotechnology)
Bioteknologi merah merupakan cabang dari ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Contoh penerapannya pada cabang ini adalah pemanfaatan organisme yang bisa menghasilkan obat dan vaksin. - Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology)
Bioteknologi putih/abu-abu adalah merupakan cabang dari ilmu bioteknologi yang di aplikasikan di dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Beberapa produk yang dihasilkan dari bioteknologi putih/abu-abu, yaitu beer, ragi, dan sebagainya. - Bioteknologi hijau (green biotechnology)
Bioteknologi hijau adalah merupakan cabang dari ilmu bioteknologi yang diaplikasikan dalam bidang pertanian dan peternakan. Pada bidang pertanian, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan tanaman yang dapat tahan lama, bahan pangan dengan kandungan gizi yang tinggi dan sebagainya. Sedangkan dalam bidang peternakan, binatang-binatang digunakan sebagai “bioreactor” seperti domba, sapi, kambing dan ayam untuk menghasilkan antibodi protein protektif yang dapat membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen). - Bioteknologi biru (blue biotechnology)
Bioteknologi biru adalah merupakan cabang dari ilmu bioteknologi yang bisa disebut juga bioteknologi akuatik atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Contohnya, seperti akualtura untuk menumbuhkan ikan bersirip atau karang-karangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, pengembangan tiram tahan penyakit dan salmon transgetik yang memiliki horman pertumbuhan yang lebih cepat sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam waktu yang relative cepat atau sebentar. (NWKusuma/ed.)