Sorotan24.com, Indonesia – Dilansir dari sport.detik.com. Pada Olimpiade Tokyo 2020 National Paralympic Commite (NPC) Indonesia memiliki empat targer. Apa saja?
Paralimpiade Tokyo 2020 yang di mulai 25 Agustus, di Tokyo, Jepang. Empat target yang diinginkan Indonesia yaitu satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Baca Juga : Menyambut Dua Kejuaraan, PBSI Arus Mencari Cara Memilih Tim Inti
“Di Paralympic Tokyo ini kami mempunyai empat target utama, diantaranya medali emas dan perak di cabang olahraga (cabor) para badminton. Tiga perunggu diantaranya di powerlifting, table tennis, dan di cabor atletik,” kata Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun, Rabu (11/8/2021).
Senny menambahkan, selain empat target itu yang i gin dicapai yaitu soal kedudukan klasemen.
“Target memperbaiki peringkat dengan masuk 60 besar. Yang lainnya sudah terpenuhi seperti meloloskan 15 atlet berhasil lolos 23, meloloskan 6 cabor tercapai 7 cabor,” tuturnya.
Senny menyampaikan, untuk atlet dan pihak pendukung maupun bagian logistik sudah siap. Pada saat ini para atlet yang berangkat ke Tokyo sudah menjalani karantina.
“Untuk swab sudah dilakukan secara rutin oleh dokter yang sudah ditunjuk oleh penyelenggara Paralimpiade Tokyo 2020. Keberangkatan akan dilakukan pada 17 Agustus, termasuk saya juga akan ikut ke sana,” ungkapnya.
Melihat persiapan dan kualitas atletnya, Senny optimis bakalan bisa mencapai target itu semua.
Jumlat atlet yang bakalan berlomba sebanyak 23 orang. di cabor atletik ada tujuh orang yaitu Saptoyogo Purnomo, Karisma Evi, Putri Aulia, Elvin Elhudia, Famini, Jaenal Aripin dan Setyo Budi.
Kemudian di cabor table tenis ada David Jacobs, Komet Akbar dan Adyos Astan. Pada cabor para swimming ada Syuci Indriani dan Jendi Pangabean.
Di cabor Paracycling ada M Fadli Immanudin. Di cabor polwerlifting diwakili Ni Nengah Widiasih. Cabor shooting para sport diwakili dua atlet, Bolo Triyanto dan Hanik Puji Astuti.
Terakhir cabor para badminton ada Leani Ratri, Khalimatus Sa’diyah, Dheva Anrimusti, Hary Susanto, Ukun Rukaendi, Suryo Nugroho dan Fredy Setiawan.