Penuh Efek CGI, Sutradara Akui ‘Sweet Home’ Proyek Paling Mahal

Sorotan24.com, Jakarta – Drama thriller Korea ‘Sweet Home’ akhirnya sudah tayang pada 18 Desember 2020 di Netflix. Karya Sutradara Lee Eung-bok ini ternyata cukup menelan biaya produksi yang cukup besar karena penggunaan grafis komputer di hampir seluruh adegan dan episode serial tersebut.

“Sejujurnya, seperti yang kalian ketahui, saya bisa bilang Sweet Home merupakan proyek yang cukup mahal,” kata Lee Eun-bok dalam konferensi

Diadaptasi dari serial webtoon, drama ‘Sweet Home’ mengisahkan mengenai fenomena mengerikan di mana manusia dapat berubah menjadi monster dalam sekejap. Setiap adegannya memerlukan efek spesial/grafis komputer (CG).

Sutradara Lee Eung-bok bekerja sama dengan tim visual dan efek khusus demi membuat monster benar-benar terlihat hidup. Efek visual dipercayakan kepada Westworld yang sebelumnya juga menangani efek visual pada drama Goblin dan Mr. Sunshine.

Sumber foto: Instagram/ netflixkr

Efek khusus ditangani Legacy Effect yang sebelumnya berpartisipasi dalam pembuatan film Avengers, Avatar, Hellboy, serta serial Stranger Things. Lalu ia juga melibatkan koreografer ternama Kim Seol-jin, serta aktor Troy James, sang “manusia karet”.

Tim produksi bahkan menyiapkan gedung apartemen Green Home dengan set yang dibangun di atas 11.500 meter persegi. Produksi drama ini ditaksir mencapai biaya lebih dari 30 miliar won atau sekitar Rp385,4 miliar (1 won=Rp12,85).

Selain ‘Sweet Home’, Netflix juga pernah menghabiskan biaya produksi dengan biaya fantastis seperti ‘Kingdom’, yang menghabiskan sekitar 20 miliar won atau Rp237 miliar untuk enam episode. Serial ‘Arthdal Chronicles’ juga menghabiskan sekitar US$2 juta atau setara Rp29,6miliar per episode, serta ‘Mr. Sunshine’ yang menelan biaya US$1,2 juta atau Rp17,7 miliar untuk satu tayangan.

Kendati demikian, sutradara Lee Eung-bok menyatakan biaya produksi bukan hal terpenting dalam memproduksi serial tersebut. Ia mengapresiasi ruang serta keseriusan yang diberikan Netflix kepada kreator dalam aspek kreativitas.

“Nilai seperti efisiensi atau ekonomis saya rasa itu tidak lebih penting dari yang kami coba capai secara kreatif. Ini sesuatu yang dapat menjadi stimulan bagi industri ini dan diharapkan terjadi persaingan yang sehat di masa mendatang,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.