Sorotan24.com, Indonesia – Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati (liver). Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal mulai dari infeksi virus hingga infeksi cacing hati. Bahkan penyakit ini juga dapat disebabkan oleh antibodi diri sendiri yang bisa menyerang jaringan hati, ini dikenal sebagai hepatitis autoimun. Sedangkan khusus pada hepatitis yang disebabkan infeksi virus dapat menular pada orang lain. Lalu apa saja gejala ketika tubuh telah terkena hepatitis? Apakah semua jenisnya memiliki jenis infeksi virus atau cara penularan yang sama? Apa yang menjadi penyebab penularannya? Bagaimana pengobatan atau pencegahan terhadap penyakit ini? Dilansir dari alodokter, yuk intip penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga : Resep Ayam Geprek Sambal Matah, Pedasnya Bikin Ketagihan!
Penyebab Hepatitis
Berbagai macam aktivitas tertentu hingga infeksi virus dapat menjadi faktor terjadinya hepatitis. Berikut penyebab dari tiap jenisnya :
1. Hepatitis A
Terjadi karena infeksi virus hepatitis A (HAV) yang mana penularan jenis ini bisa melalui konsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi HAV.
2. Hepatitis B
Terjadi karena infeksi virus hepatitis B (HBV) yang mana penularan jenis ini bisa melalui transfusi darah maupun aktivitas seksual yang dilakukan tanpa pengaman.
3. Hepatitis C
Terjadi karena infeksi virus hepatitis C (HCV) yang mana penularan jenis ini bisa melalui jarum suntik tidak steril maupun aktivitas seksual yang dilakukan tanpa pengaman.
4. Hepatitis D
Merupakan peradangan hati yang terjadi karena infeksi virus hepatitis D (HDV) yang mana penularan jenis ini bisa melalui jarum suntik tidak steril maupun tranfusi darah. Jenis ini dapat menyerang seseorang yang memiliki riwayat hepatitis B.
5. Hepatitis E
Ini terjadi karena infeksi virus hepatitis E (HEV) yang mana penularan jenis ini bisa melalui konsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi HEV. Jenis ini mudah menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk.
Beberapa jenis hepatitis lain juga disebabkan oleh berbagai aktivitas tertentu seperti:
- Akibat obat-obatan tertentu
Jenis ini juga dikenal sebagai toxic hepatitis dimana penderita jenis ini mengonsumsi obat-obatan dengan dosis yang berlebihan. Pada kasus ini, organ hati dapat mengalami peradangan atau bahkan rusak karena bekerja keras memecah obat-obatan yang berlebih itu.
- Akibat penyakit autoimun
Jenis ini terjadi karena sistem imun tubuh yang keliru menyerang sel-sel hati hingga memicu peradangan dan kerusakan hati.
- Akibat cacing hati
Jenis ini terjadi karena infeksi dua spesies cacing hati yaitu opisthorchiidae (yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Clonorchis) dan fasciolidae. Infeksi cacing hati ini terjadi karena mengonsumsi makanan yang belum matang dengan sempurna.
Gejala yang di Timbulkan
Gejala hepatitis biasanya tidak akan langsung dirasakan penderitanya hingga beberapa minggu. Biasanya, para penderita penyakit ini akibat infeksi virus baru akan merasakan gejalanya setelah masa inkubasi atau selama 2 minggu – 6 bulan. Beberapa gejala umum yang akan muncul pada para penderitanya adalah:
- Mual
- Muntah
- Demam
- Mudah Lelah
- Feses berubah warna menjadi pucat sedangkan urine menjadi gelap
- Nyeri perut
- Nyeri pada persendian
- Kehilangan nafsu makan
- Penyakit kuning
- Penurunan berat badan
Pengobatan Hepatitis
Jenis penyakit ini yang bermacam-macam, begitu juga dengan pengobatannya yang pastinya berbeda-beda. Selain itu, pengobatan penyakit ini juga perlu disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berikut beberapa pemberian obat yang biasa dilakukan dalam proses pengobatan penderitanya :
1. Obat interferon
Obat interferon biasanya akan menjadi obat yang diresepkan dokter bagi penderita hepatitis infeksi virus melalui suntikan yang diberikan setiap minggunya selama 6 bulan.
2. Obat imunosupresan
Obat imunosupresan merupakan obat yang digunakan pada penderita hepatitis akibat autoimun. Dokter biasanya akan memberikan obat imunosupresan terutama kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien juga dapat diberikan obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.
3. Obat antivirus
Obat antivirus biasa diberikan pada penderita hepatitis B atau C yang kronis, obat antivirus yang diberikan berupa entecavir, ribavirin, atau tenofovir yang mana obat-obat ini dapat menghambat perkembangan virus dengan mekanisme yang berbeda-beda.
4. Obat cacing hati
Ini perlu disesuaikan dengan jenis cacing yang menginfeksi hati penderitanya. Obat pertama yang diberikan berupa praziquantel atau albendazole untuk clonorchiasis sedangkan yang kedua adalah triclablendazole dan possibly nitazoxanide untuk fascioliasis.
Tindak Pencegahan
Hepatitis memanglah penyakit yang menyeramkan, namun kalian juga bisa menghindari penyakit ini dengan melakukan beberapa upaya pencegahan seperti:
- Mencuci tangan sebersih mungkin dengan air mengalir yang bersih serta sabun secara rutin terutama kalian ingin menyentuh makanan maupun setelah melakukan berbagai aktivitas luar ruangan.
- Melakukan hubungan seksual dengan pengaman dan tidak berganti-ganti pasangan.
- Menggunakan barang pribadi hanya untuk diri sendiri (contoh: sikat gigi)
- Melakukan pola hidup yang benar seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol ataupun menggunakan NAPZA
- Melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang disarankan dokter kalian
- Mengonsumsi makanan atau air minum yang sudah terjamin kebersihannya
Itulah gejala, penyebab, pengobatan, hingga tindak pencegahan dari penyakit hepatitis. Seringkali kita lalai menjaga kebersihan lingkungan sekitar, padahal itulah yang dapat menjadi asal mula penyebaran virus dari penyakit ini. Maka dari itu, yuk mulai lakukan upaya pencegahan penularannya dimulai dari menjaga kebersihan diri seperti tindak pencegahan yang telah dijelaskan di atas. Jangan lupa juga untuk segera memeriksakan ke dokter apabila kalian maupun orang terdekat kalian mulai menunjukan gejala umum penyakit ini agar momentum penolongan dokter pun juga tidak terlambat.
Follow Us
Instagram