Pertamina Akan Produksi Obat Paracetamol?

Pertamina Akan Produksi Obat Paracetamol (image-01)

Sorotan24.com, Indonesia – Siapa yang tidak tahu dengan PT. Pertamina (Persero), hampir seluruh warga negara pasti sudah sangat tidak asing lagi dengan 2 perusahaan itu. Bagaimana tidak? Hampir di sepanjang jalan yang kita telusuri setiap hari pasti akan melewati Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) milik PT. Pertamina (Persero). Namun benarkah PT. Pertamina (Persero) akan memproduksi obat? Simak dibawah ini.

Dilansir dari viva.co.id, ternyata PT. Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical mereka, PT. Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), bersinergi dengan PT. Kimia Farma Tbk. (PT KF) telah menandatangani Pokok-pokok Perjanjian (Heads of Agreement – HoA) Proyek Petrochemical to Pharmaceutical. Penandatanganan tersebut dilakukan secara virtual oleh Ignatius Talulembang, Direktur Utama PT KPI dan Verdi Darmo, Direktur Utama PT KF.

“Melalui HoA antara PT KPI dan PT KF, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari Joint Study yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene; rencana offtake produk; skema traksaksi; dan kajian komersial,” tutur Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), yang hadir menyaksikan penandatanganan tersebut menjelaskan.

Baca Juga: Mengenal Bioteknologi. Perkembangan, Jenis dan Manfaatnya

Memanfaatkan bahan baku dari petrokimia

Nicke Widyawati juga menjelaskan bahwa PT KPI dan PT KF akan berkerjasama mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia yang berasal dari Kilang Refinery Unit IV Cilacap, yaitu benzene dan propylene. Kedua produk tersebut akan dikembangkan melalui proses bioteknologi menjadi 4-Aminophenol (Para Amino Fenol – PAF), yang selanjutnya akan diolah lagi menjadi bahan baku obat (BBO) di mana salah satunya adalah untuk kebutuhan obat jenis paracetamol.

“Dari kilang Pertamina Cilacap kita bisa memproduksi paracetamol. Kita akan produksi pabrik farmasi paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per annum (TPA),” ungkap Nicke.

Pada kesempatan yang sama, Pahala Nugraha Mansury selaku Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, menyambut baik langkah terobosan yang ditempuh Pertamina melalui PT KPI dan PT KF, yang berencana untuk membangun pabrik farmasi paracetamol sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzene. Ia menegaskan, pemerintah melalui Kementerian BUMN juga mengapresiasi dan mendukung penuh langkah sinergi BUMN ini karena kerja sama ini tidak hanya dapat mengurangi impor BBO, tetapi juga mendorong optimalisasi produk kilang.

Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” ujar Pahala dalam keterangannya, Jumat (8/1).

Sebagai informasi, pada tahun 2019 lalu, angka permintaan (demand) industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp 88,6 triliun. Pembangunan ini akan memberikan dampak yang baik dalam ketahanan kesehatan dan farmasi di Indonesia karena sampai dengan saat ini kebutuhan BBO di Indonesia masih impor sekitar 95 persen.

Namun yang harus kita ketahui bersama juga, hingga hari ini kebutuhan akan BBO masih impor sekitar 95 persen,” sambung Pahala lebih lanjut.

Baca Juga: Inilah Beragam Informasi Mengenai Penyakit Leukemia

Kemandirian industri farmasi nasional

Pertamina Akan Produksi Obat Paracetamol (image-02)
(Sumber foto: dok pertamina.com)

Nicke menambahkan, inisiasi proyek ini tidak terlepas dari fakta bahwa produk farmasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia. Dan Skema transaksi dan kajian komersial serta strategi pengembangan proyek ini bertujuan untuk mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri.

Kerjasama ini membantu percepatan kemandirian industri farmasi nasional dan menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia, serta meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar BUMN baik dari aspek bisnis, riset dan teknologi, hingga pengembangan SDM nasional yang profesional,” ujar Nicke.

Selain itu, Nicke mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait, termasuk key stakeholders dalam implementasi ke depan. Dengan dukungan yang diberikan itu, diharapkan dapat mengoptimalkan kerja sama ini.

“Dan ke depannya dapat tercipta ekosistem dari hulu ke hilir, yang dapat mendukung pengembangan dan pertumbuhan industri petrokimia maupun industri farmasi nasional. Sehingga hal itu nantinya juga akan dapat meningkatkan mutual benefit, antara Pertamina khususnya PT KPI dan PT KF,” ujarnya lebih lanjut. (NWKusuma/ed.)

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.