(Photo : Stadion Utama Papua Bangkit, Sentani via: unsplash/ Heru Haryanto)
Akankah Keputusan di selenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua bakal ditunda tergantung pada situasi pandemi virus corona di Indonesia. Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kemenpora dan Pemda Papua perihal opsi-opsi yang diberikan sebagai penyelenggaraan PON 2020 di Papua ada kemungkinan terburuk yaitu harus melakukan penundaan ajang PON 2020 di Papua.
“Namun, menyikapi perkembangan dari ancaman Covid-19 ini, tentunya KONI Pusat akan selalu membuat evaluasi dari waktu ke waktu,” ucap Marciano dalam penjelasan tertulis yang dilansir Antara, Senin (30/3).
“Oleh karena itu, apa pun itu perkembangan situasi corona di Indonesia itu nanti, kami lihat menjelang masa-masa mendekati pelaksanaan PON, kami akan mendengarkan sepenuhnya dari Menteri Kesehatan dan juga Menteri Pemuda dan Olahraga,”Marciano juga menambahkan penjelasannya melalui Antara.
Berdasarkan Marciano juga, apabila masalah pandemi Virus Corona ini dapat tertangani dengan cepat dari jadwal penyelenggaraan PON akan tetap berjalan sesuai agenda yang diberikan pihak terkait (20 Oktober-2 November). Namun jika Pemerintah masih berupaya mengatasi pandemi virus corona yang berbahaya tersebut, maka wewenang tersebut ada pihak terkait dan dipertimbangkan ditunda atau dibatalkan.
“Apabila PON 2020 dapat dilaksanakan dengan kondisi yang aman untuk semua, tentunya PON akan dilakukan tepat pada waktunya, tetapi apabila ada dinamika yang mengharuskan kami mengambil langkah yang mengutamakan keselamatan, keamanan bagi seluruh peserta PON dan masyarakat yang ada di Papua, tentunya KONI Pusat akan segera melakukan penyesuaian-penyesuaian,” ucap dia melalui Antara.
Walau pun begitu, dia tetap meminta seluruh pihak yang ikut terlibat PON 2020 di Papua ikut menyukses ajang olahraga terbesar di Indonesia itu, terutama dalam hal pembangunan seluruh venue olahraga yang terus berjalan sesuai rencana awal.
KONI juga mengatakan dia menyerahkan semua keputusan baik nasib atlet itu sendiri dan yang tengah mengikuti Pelatda maupun yang tidak ke masing-masing daerah.
“Untuk para atlet tentunya telah diambil keputusan, mereka melakukan kegiatan di tempat latihan masing-masing (apabila masih dalam Pelatda). Namun, apabila tidak di Pelatda, mereka melakukan latihan yang diarahkan pelatihnya masing-masing,” katanya seperti dikutip dari JPNN.
Sumber: JPNN.com