Sorotan24.com, Indonesia – Salah satu tokoh inspiratif yang akan dikuak profil lengkapnya ialah seorang akademisi atau dosen asal Indonesia. Ia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang berhasil menginjakkan kakinya sebagai seorang dosen tetap di salah satu universitas termuka di Australia. Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai seorang yang sangat islami. Lalu, siapakah dia? Seperti apakah profilnya dan bagaimanakah kisah inspiratifnya? Mari simak informasi berikut!
Profil Nadirsyah Hosen
(Foto : dok lokadata.id)
Nama Lengkap : Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A. (Hons), Ph.D.
Nama Panggilan : Gus Nadir
Tempat, Tanggal Lahir : Indonesia, 8 Desember 1973
Kebangsaan : Indonesia
Anak dari : almarhum Prof. K.H. Ibrahim Hosen
Riwayat Pendidikan :
-
-
-
-
-
-
- S1 – Fakultas Syariah – IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- S2 – Master of Arts (studi Islam) -University of New England
- S2 – Master of Laws (studi hukum) – Northern Territory University
- S3 – PhD in Law – Wollongong University
- S3 – PhD in Islamic Law – National University of Singapore
-
-
-
-
-
Pekerjaan :
-
-
-
-
-
-
- Dosen Fakultas Hukum Monash University
- Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand
-
-
-
-
-
Riwayat Karir :
-
-
-
-
-
-
- Periset pasca-doktoral TC Beirne School of Law, Queensland University, Australia (2005)
- Dosen Fakultas Hukum Wollongong University, Australia (2007-2015)
- Dosen Fakultas Hukum Monash University, Australia (2015-sekarang)
-
-
-
-
-
Beberapa Publikasi Internasional :
-
-
-
-
-
-
- Human Rights, Politics and Corruption in Indonesia: A Critical Reflection on the Post Soeharto Era (Republic of Letters Publishing, Dordrecht, Belanda, 2010);
- Shari’a and Constitutional Reform in Indonesia (Institute of Southeast Asian Studies, Singapore, 2007);
- Law and Religion in Public Life: The Contemporary Debate (Routledge, London, 2011)–penyunting (bersama Richard Mohr)
- Islam in Southeast Asia (Routledge, London, 2010)–penyunting (bersama Joseph Liow)
-
-
-
-
-
Beberapa Publikasi Nasional :
-
-
-
-
-
-
- Islam Yes, Khilafah No! (2018)
- Tafsir Al-quran di Medsos (2017)
- Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal hingga Memilih Mazhab yang Cocok (2015)
- Ashabul Kahfi Melek 3 Abad: Ketika Neurosains dan Kalbu Menjelajah Al-Quran (2013)
- Mari Bicara Iman (2011)
-
-
-
-
-
Seperti Inilah Cara Gus Nadir Dalam Berdakwah
(Foto : dok nadirhosen.net)
Gus Nadir, begitulah panggilan akrab masyarakat luas kepada Nadirsyah Hosen. Gus Nadir tak hanya merupakan seorang sosok inspiratif dalam bidang pendidikan. Namun, ia juga merupakan seorang pendakwah. Dakwah tersebut ia lakukan melalui sosial media pribadi miliknya yakni Twitter (@Na_dirs). Kini, ia telah memiliki kurang lebih 358.000 pengikut di akun Twitter pribadi miliknya itu.
Baca Juga:Lagu Abang Jecky Milik Neng Wirdha Sukses, Banyak Diputar di Jawa Timur
Cuitan Gus Nadir di akun sosial media pribadinya tersebut banyak membahas mengenai topik agama, terutama mengenai tafsir dan hukum Islam. Bila sedang dalam waktu senggang, Gus Nadir sesekali berkicau mengenai sepak bola atau sekedar berguyon dengan para pengikut.
Pria yang kini berusia 48 tahun itu menyebutkan bahwa sosial media merupakan sebuah “lahan dakwah”. Bila tak digunakan, kata dia, media sosial justru bisa menjadi lahan propaganda dari penyebar kebencian dan kelompok radikal.
Kekhawatiran Nadir terkait hal itu cukup beralasan. Paling tidak, Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan bahwa ada lebih dari 1.000 akun radikal di media sosial (sejak Mei, 2018).
“Saya melihat aktivitas media sosial itu sudah fardu kifayah—wajib dan baru gugur bila sudah dikerjakan muslim lainnya. Artinya kalau ada yang tidak melakukan, kita berdosa,” ujar penulis buku Islam Yes, Khilafah No! itu.
Nadirsyah Hosen Sang Tokoh Nahdlatul Ulama (NU)
(Foto : dok devianart.com)
Tak hanya dikenal sebagai tokoh inspiratif, Gus Nadir begitu sapaan akrab dari Nadirsyah Hosen ini juga dikenal sebagai salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Peran pentingnya di organisasi islam Nahdlatul Ulama (NU) telah dimulai sejak tahun 2005 dengan menjabat sebagai Ra’is Syuriah, pengurus cabang istimewa NU di Australia dan juga Selandia Baru.
Gus Nadir kerap direpresentasikan sebagai seorang dai muda dan dirinya juga dapat dijadikan percontohan sebagai sosok teladan yang ideal. Kedalaman dan keluasan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dengan disertai keintiman beliau dengan dunia digital. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu tokoh panutan muda.
Dengan terlibatnya Gus Nadir pada Nahdlatul Ulama (NU) menjadikan organisasi islam ini tumbuh dan berkembang terutama dalam dakwah melalui media digital. Hal tersebut terlihat dari berbagai perkembangan organisasi islam Nahdlatul Ulama (NU) belakangan ini. Salah satunya ialah opini yang ia sampaikan mengenai fungsi kritik ulama terhadap umara (penguasa), ia menyampaikan bahwa ulama tidak bisa berdiam diri saja jika ketidakadilan merajalela dan ia juga menyampaikan bahwa kritik tersebut sulit untuk bisa dilakukan jika NU tidak independen terhadap penguasa dan pengusaha. Dengan demikian, keadilan yang bersifat abstrak itu tidak bisa mewujud secara konkret di masyarakat.