Sorotan24.com, Indonesia – Saat ini kita sudah tidak asing lagi dengan apa itu 5G, apalagi dengan semakin berkembangnya jaringan teknologi yang semakin pesat maka peningkatan jaringan harus dilakukan juga untuk mendukung aktivitas yang kita lakukan dalam keseharian.
Jaringan 5G sendiri sudah dicoba oleh sekitar 77 operator di 49 negara dan hingga saat ini jaringan 5G sudah tersedia di sekitar 34 negara dan pastinya masih akan menyebar luas dengan beberapa vendor smartphone telah menghadirkan smartphone yang dapat mendukung konektivitas 5G. Untuk negara yang menerapkan jaringan 5G pertama kalinya yakni di negara Korea Selatan sejak 3 April 2019 lalu.
Jaringan 5G merupakan jaringan terbaru dengan kecepatan 10 hingga 20 kali lebih cepat dari jaringan sebelumnya. Bahkan kecepatan 5G diklaim ketika melakukan pengunduhan sampai 20Gbps.
Maka dengan adanya jaringan 5G ini dapat membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, pemerintahan, bisnis, dan masih banyak lagi. Selain memberikan manfaat ada juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh 5G, mau tau apa saja dampak-dampaknya ?. Lalu sejauh mana kesiapan Indonesia dalam pengembangan jaringan 5G ? Simak penjelasan dibawah ini.
Kesiapan Indonesia Dalam Penerapan Jaringan 5G
Indonesia merupakan negara dengan pengguna smartphone terbanyak ke-4 di dunia dan masih ada kemungkinan untuk meningkat menjadi peringkat ke-3 mengingat angka pengguna smartphone di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga perkembangan jaringan di negara ini juga harus ditingkatkan dan juga melakukan pemerataan jaringan diseluruh penjuru nusantara.
Pemerintah Indonesia hingga saat ini terus mengusahakan dalam melakukan pengembangan jaringan 5G. Namun masih banyak kendala-kendala yang harus dihadapi pemerintah dalam melakukan pengembangan, mengingat perkembangan jaringan 4G yang ada di negara ini belum merata hingga pelosok daerah.
Pemerintah pun berharap layanan 5G ini nantinya dapat diterapkan pada November 2022 yang akan datang seiring bertepatan dengan program pemerintah untuk mengurangi frekuensi pada penyiaran TV analog. Dengan mengurangi jumlah frekuensi pada TV analog maka dengan gantinya pemerintah nantinya akan mengubah seluruh TV analog menjadi TV digital.
Menkominfo pun diminta untuk menyiapkan ekosistem layanan 5G secara matang sebelum layanan tersebut nantinya dapat digunakan oleh masyarakat. Namun jika semuanya tidak disiapkan secara matang semuanya tidak akan berjalan dengan efektif. Pemerintah juga tidak sendirian dalam melakukan pengembangan layanan 5G, dengan ini berharap kepada seluruh instansi/lembaga yang terkait serta elemen masyarakat dapat menjalin kerja sama dengan baik.
Dampak Positif Jaringan 5G
Munculnya jaringan 5G memberikan dampak yang positif bagi transformasi dan juga mobilisasi digital. Apalagi bagi para pelaku industri tanah air dengan adanya layanan 5G ini sangat membantu dalam melakukan produksinya. Adapun bagi dunia entertainment dengan adanya 5G ini kita bisa menikmati layanan streaming film dengan resolusi 4K atau 8K dapat dinikmati dengan lancar tanpa adanya lag.
Sama halnya ketika kita bermain dengan cloud gaming kita tidak akan menemukan lag ketika bermain, hal ini dikarenakan latensi pada layanan 5G ini sebesar 1m/s. Dunia pendidikan pun sangat terbantu dengan adanya layanan 5G ini, nantinya siswa yang berada di daerah terpencil juga dapat mengakses video pembelajaran dengan kualitas tinggi.
Jaringan 5G memberikan peranan penting dalam dunia kesehatan, melalui jaringan 5G ini memungkinkan seorang dokter dapat memberikan obat kepada pasiennya tanpa harus bertemu. Selain itu pemanfaatan layanan 5G pada bidang kesehatan yakni seorang dokter dapat memberikan resep obat maupun diagnosa penyakit kepada pasiennya tanpa harus bertemu.
Baca Juga : Mengenal Bioteknologi. Perkembangan, Jenis dan Manfaatnya
Dampak Negatif Jaringan 5G
Perlu diketahui didalam spektrum elektromagnetik terdapat Radio waves, Microwaces, Infrared radiation, Visible light, Ultraviolet, dan juga X-rays serta Gamma-rays. 5G memiliki frekuensi antara 24-90 GHz, dengan frekuensi sebesar itu hampir mendekati dengan frekuensi milik senjata militer AS yakni sebesar 95GHz.
Karena layanan 5G memerlukan frekuensi yang tinggi maka sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup disekitar pemancar sinyal tersebut. Apalagi layanan 5G ini memerlukan banyak pemancar sinyal 5G maka akan berdampak radiasi yang cukup besar. Bahkan pada awal-awal percobaan 5G di Belanda banyak burung-burung yang secara tiba-tiba mati saat melintas didekat stasiun pemancar.
Sudah banyak ilmuwan dari seluruh dunia melakukan penelitian mengenai apa saja dampak negatif dari layanan 5G ini. Berikut dampak negatif dari layanan 5G bagi kesehatan :
- Resiko timbulnya kanker
- Gangguan metabolisme pada otak
- Gangguan metabolisme pada sel
- Insomnia
- Kebocoran darah pada otak
- Serta meningkatnya resiko stress
