Sebuah Jembatan Tua di Ciamis Ambruk

Sorotan24.com, Indonesia – Sebuah jembatan yang menghubungkan lingkungan Babakan dan lingkungan Margayasa di Kelurahan Sindangrasa, Ciamis, Jawa Barat, ambruk akibat tergerus derasnya aliran Sungai Ciamis setelah diguyur hujan pada  Rabu (13/01/2021) lalu.

Warga setempat mengungkapkan bahwa jembatan tersebut merupakan bangunan tua peninggalan zaman penjajahan.

Jembatan yang bernama Jembatan Nagawiru itu sudah lama tidak pernah mengalami rehabilitasi atau peremajaan.

Sewaktu kejadian jembatan ambruk itu dipastikan tidak ada korban jiwa. Namun, ambruknya jembatan Nagawiru itu mengakibatkan terhambatnya aktivitas warga setempat.

Seperti dilansir dari detik.com, “Jembatan ambruk ini karena aliran air sedang deras. Kemudian ada sampah yang menghambat, kemungkinan air masuk ke lubang-lubang fondasi. Setelahnya terjadi gerusan sampai ambruk seketika, kejadian kemarin sore,” ujar Ojo Surjo.

Tak hanya itu, Ojo juga mengatakan bahwa jembatan Nagawiru merupakan akses utama bagi masyarakat setempat untuk beraktivitas ke perkotaan Ciamis. Kini, setelah jembatan ambruk, warga setempat terpaksa harus memutar jalan ke arah Bojong Kalong yang jaraknya cukup jauh.

“Jadi warga Margayasa, Margasari dan sekitarnya menggunakan jalan ini yang akan ke kota. Sekarang harus memutar dengan jarak sekitar 3 kilometer,” ucap Ojo.

Ojo mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan jembatan itu dibangun. Namun, menurut Ojo, jembatan Nagawiru itu sudah ada sejak ia kecil dan kondisinya pun sudah sangat tua.

Kejadian ambruknya jembatan Nagawiru itu sempat berdampak pada aliran air bersih PDAM ke warga. Sebab, pipa saluran PDAM pun ikut terbawa ambruk. Namun, dengan sigap petugas PDAM kini menyambungkan saluran sehingga aliran kembali normal.

“Sebelum kejadian aliran air normal ke pengguna air bersih PDAM, tapi sempat terhambat karena korban terbawa jembatan ambruk. Sekarang sudah diperbaiki,” tutur Ojo.

Ojo dan warga setempat berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis dapat segera memperbaiki jembatan ambruk tersebut. Sehingga, aktivitas warga dapat kembali normal.

“Sudah lama sejak kecil jembatan ini sudah ada. Umurnya bisa 100 tahunan, peninggalan jaman penjajahan,” kata Ojo.

Leave a Reply

Your email address will not be published.