Sorotan24.com, Indonesia – Dikarenakan terlalu cinta dengan keindahan laut, seorang pria asal Fujian, China membangun sebuah rumah mewah di tengah laut. Meski dengan cara yang tidak mudah. Namun, pria ini sukses mendirikan rumah yang nyaman dan unik.
Pria yang membangun rumah di tengah laut China Selatan itu bernama Coastline. Coastline merupakan seorang pebisnis yang menghabiskan uang hingga 400 ribu yuan atau sekitar Rp 861 juta untuk membangun rumah apung impiannya. Rumah apung tersebut terletak di tengah Laut China Selatan dan berukuran 600 meter persegi serta rumah bernuansa modern itu mengapung dengan gagahnya.
Seperti dilansir dari detik.com, Coastline mengaku bahwa sebab ia membangun rumah apung tersebut karena dirinya mempunyai kedekatan emosional dengan laut. Coastline sering menghabiskan masa kecilnya di sebuah pulau bernama Dongshan Country.
Dan, ia sering memancing untuk mengisi waktu luang. Teman-temannya juga sering diajak untuk menikmati keindahan laut Dongshan.
Awal mula penyebab terbangunnya rumah unik tersebut ialah ketika di tahun 2018, Coastline sedang bersantai dengan teman-temannya. Kemudian, ia bertemu dengan seorang arsitek bernama Dong Xinmeng. Kemudian, mereka mulai melakukan perbincangan terkait rumah apung. Dan akhirnya, keduanya sepakat untuk mewujudkan imajinasi tentang rumah apung menjadi kenyataan.
Desain rumah apung tersebut terinspirasi dari sebuah rakit besar yang sering ditemukan di Dongshan. Pada awalnya, mereka membangun rumah ini di perairan dangkal di sebuah dermaga.
Namun ternyata, adanya air pasang membuat mereka menjadi kesulitan untuk membangun rumah apung tersebut. Hingga pada akhirnya, mereka pun menyeret rakit besar itu ke tengah laut dan mulai mengerjakan rumah.
Perjuangan Coastline dan juga Dong Xinmeng belum berakhir. Di tengah laut, rakit yang mereka buat justru terus berayun-ayun diterjang angin kencang. Mereka kemudian menggunakan baja agar bangunan kokoh.
Selesai mengenai bangunan, Coastline dan tim menghabiskan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan masalah listrik. Awalnya mereka mencoba menghubungkan listrik menggunakan tenaga air terdekat tapi nelayan yang kerap lalu lalang mencabut kabelnya.
Coastline kemudian bernegosiasi dengan nelayan agar nelayan tidak mencabut kabel itu. Kabelnya sendiri membentang sepanjang 3 km sampai ke dermaga dan berhasil tidak dicabut hingga 1 tahun.
Supaya rumah apung tak gentar diterjang badai, bangunan tersebut ditopang oleh 16 jangkar logam. Masing-masing beratnya sekitar satu ton.
Jika pemilik ingin memindahkan rumah mereka harus menaikkan jangkar ini dan menggunakan perahu motor untuk menarik rumah ke lokasi barunya.
Rumah apung tersebut didesain memiliki banyak ruang baik di dalam maupun di luar rumah. Rumah itu memiliki tempat tidur, dapur, kamar mandi, dan halaman untuk bersantai.
Setelah selesai dibangun pada 2019, Coastline mulai menggunakan rumah ini sebagai tempat liburan. Di sana ia bisa menyendiri, memancing sepanjang hari, atau sekadar berkontemplasi tentang kehidupan dan masa depan.
Selain itu, Coastline juga dapat melihat pemandangan laut 360 derajat. Suasana juga relatif tenang dan tak jauh dari Pantai Dongshan. Kira-kira berjarak 500 meter.
Ketika berada di sana, Coastline mengaku sangat tenang. Ia hanya akan mengecek ponselnya sebanyak 3 kali sehari, tidak bicara dengan siapapun, dan menghabiskan waktu hanya dengan memancing dan memasak.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, Coastline mengajak istri dan anaknya untuk tinggal di sana. Mereka mengisolasi diri dari dunia luar selama 21 hari.
Hari demi haripun mereka lalui dengan memancing sepanjang hari dan menonton film di malam harinya.
Pada bulan September 2020, Coastline menyewakan rumah apung miliknya yang bernama Haixi itu sebagai hotel terapung pertama di China. Ia tidak bermitra dengan layanan pemesanan mana pun, karena ia hanya ingin menyewakan tempat itu kepada orang-orang yang ia kenal.
Meski begitu, ia mengaku kebanjiran permintaan. Bahkan ia harus ikut mengantre dan memesan rumah jauh-jauh hari untuk dirinya sendiri.