Sorotan24.com, Indonesia – Dilansir dari sport.detik.com. Pebulutangkis tunggal Taiwan, Tai Tzu Ying mengatakan Olimpiade Tokyo bakalan ajang menantang baginya. Ia bertekad untuk menjuarai Olimpiade terbesar itu.
Tai Tzu Ying sudah dua kali tampil di Olimpiade, dimana yang pertama di London 2012, kemudian Rio de Janeiro 2016. Dari kedua Olimpiade itu, sang ratu bulutangkis dunia itu tidak meraih medali satupun.
Baca Juga : Final NBA 2021: Dua Kali Kalah Bucks Dapat Merebut Game Ketiga Atas Suns
Kali ini, ia mendapat kesempatan ketiganya tampil di pesta olahraga terbesar tersebut. Dia berharap bisa memenangkan pertandingan. “Saya merasa Olimpiade adalah ajang yang sakral dan penting. Itu sebabnya saya sangat berharap bisa meraih medali,” kata Tai Tzu Ying dalam laman BWF.
“Saat saya bermain di Olimpiade London saya masih sangat muda. Jadi saya tidak terlalu banyak berpikir dan hanya mengeluarkan kemampuan saja. Pada Olimpiade berikutnya di Rio, saya banyak memberi tekanan pada sendiri. Ditambah ada cedera sehingga membuat penampilan saya menjadi tidak ideal,” dia mengungkapkan.
“Untuk Olimpiade tahun ini, saya merasa telah mencapai level yang memuaskan dalam performa pertandingan.”
Saat Tai Tzu Ting percaya diri sebab tahun ini dia sudah tiga kali final Asian Leg di Thailand, Januari 2021. Antara tiga itu ia juara di BWF World Tour Finals 2020.
Namun ia belum bisa melawan kekurangannya untuk mengontrol pertandingan dan membuatnya kerap kalah dengan pemain yang berada diperingkat dibawahnya, itu menjadi catatan pribadinya.
“Tidak ada turnamen yang membuat saya puas. Saya memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan selama pertandingan,” tuturnya.
“Saya pikir ini ada kaitannya dengan gaya permainan. Saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap permainan saya dan berharap setiap tembakan bisa masuk tapi malah menyebabkan banyak kesalahan.”
“Tapi jika saya mengubah gaya bermain yang lebih stabil dan aman, saya mungkin juga bisa kehilangan cara untuk memenangkan poin,” tambahnya.
Kehati-hatian Tzu Ying untuk mengontrol permainannya akan berguna di fase grup di Olimpiade yang dimulai 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Dia berada di grup P Bersama Qi Xuefei (Prancis), Thuy Linh Nguyen (Vietnam), dan Sabrina Jaquet (Swiss), dimana tercatat peringkat lawannya jauh dibawahnya.
“Ini adalah kelemahan terbesar saya. Olimpiade ini akan menjadi tantangan besar bagi saya karena tidak bisa mengontrol level permainan untuk menjadi yang terbaik dan memenangkan pertandingan,” ujarnya.
Olimpiade tahun ini ditegaskan olehnya adalah ajang terbesar terakhirnya. “Olimpiade ini akan menjadi turnamen besar terakhir sebelum saya gantung raket. Saya belum memutuskan apakah akan terus bermain setelah Olimpiade. Saya belum ambil keputusan bulat,” ujarnya.
Saya merasa sudah tua dan mengalami banyak cedera. Saya juga memiliki banyak rasa sakit dan nyeri yang mengganggu. Memang biasanya pulih setelah beberapa saat, tapi sepertinya sekarang saya membutuhkan waktu lebih lama untuk rehabilitasi,” kata Tzu Ying.