Sorotan24.com, Indonesia – Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) telah menyetujui dua misi heliofisika untuk menjelajahi Matahari. Misi eksplorasi Matahari tersebut juga akan mengamati sistem yang mendorong cuaca antariksa di dekat Bumi.
Sesuai dengan pernyataan NASA bahwa Extreme Ultraviolet High-Throughput Spectroscopic Telescope Epsilon Mission (EUVUST) dan Electroject Zeeman Imaging Explorere (EZIE) akan membantu para ilmuwan untuk memahami Matahari dan Bumi sebagai sistem yang saling berhubungan.
Para ilmuwan berpendapat bahwa memahami fisika yang menggerakkan angin Matahari dan ledakan Matahari di masa depan dapat membantu mereka untuk memprediksi peristiwa yang dapat memengaruhi teknologi manusia serta penjelajah di luar angkasa.
Seperti dilansir dari detik.com, “Dengan misi baru ini, kami memperluas cara mempelajari Matahari, ruang angkasa, dan Bumi sebagai sistem yang saling berhubungan,” ungkap Peg Luce selaku Deputy Director of the Heliophysics Division NASA.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, akan terdapat dua misi dalam penjelajahan Matahari ini, yakni EUVST dan EZIE. Misi EUVST akan dipimpin oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) yang bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya. Dan, EUVST menargetkan tanggal peluncuran pada tahun 2026.
Misi tersebut mengandalkan teleskop surya yang akan mempelajari bagaimana atmosfer Matahari melepaskan angin Matahari dan mendorong letusan material surya.
Kontribusi perangkat keras NASA untuk misi tersebut termasuk detektor UV yang diintensifkan dan elektronik pendukung, komponen spektrograf, teleskop pemandu, perangkat lunak dan sistem pencitraan slip-jaw untuk memberikan konteks pengukuran spektrografi.
Anggaran NASA untuk seluruh misi itu sebesar USD 55 juta dan penyelidik utama untuk kontribusi NASA untuk EUVST ialah Harry Warren dari Laboratorium Riset Angkatan Laut AS di Washington.
Sedangkan, untuk misi EZIE terdiri dari tiga kubus yang akan mempelajari arus listrik di atmosfer Bumi yang menghubungkan aurora dengan magnetosfer Bumi.
Magnetosfer adalah wilayah luar angkasa yang mengelilingi Bumi di mana medan magnet yang dominan ialah medan magnet Bumi bukan medan magnet ruang antarplanet. Magnetosfer sendiri terbentuk dari interaksi angin Matahari dengan medan magnet Bumi.
Dan, anggaran total untuk misi EZIE ialah sebesar USD 53,3 juta dan dijadwalkan akan diluncurkan pada Juni tahun 2024. Penyelidik utama untuk misi tersebut ialah Jeng-Hwa (Sam) Yee dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins University di Laurel, Maryland.