Sorotan24.com, Indonesia – Topik kesehatan yang akan dibahas informasi lengkapnya kali ini adalah sebuah penyakit berbahaya. Ya, penyakit tersebut ialah Leukemia. Leukemia merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan memiliki resiko kematian yang cukup tinggi. Seperti dilansir dari katadata.co.id dan berdasarkan data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2018 lalu, kematian akibat leukemia di Indonesia merenggut 11.314 jiwa. Lalu, apa itu penyakit leukemia, bagaimanakah gejalanya, apakah penyebabnya, apa sajakah jenisnya, dan bagaimanakah pencegahannya? Penasaran?! Mari Simak Informasi Berikut!
Leukemia Adalah
Leukemia, kanker darah atau kanker hematologi terjadi ketika sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan. Banyaknya sel darah putih ini akan mengakibatkan terjadinya penumpukan, sehingga menghambat pertumbuhan sel yang sehat.
Sel darah putih sendiri memiliki fungsi penting untuk melindungi tubuh dari serangan benda asing yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit. Tidak hanya mengalami penumpukan pada sumsum tulang, leukosit (sel darah putih) yang jumlahnya berlebih ini kemudian akan menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti limfa, hati, ginjal, paru-paru, bahkan hingga ke otak. Inilah mengapa pengidap kanker darah rentan mengalami memar, infeksi, dan juga perdarahan.
Jenis Leukemia
Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia terbagi menjadi empat jenis utama, yaitu:
- Leukemia limfoblastik akut
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit yang belum matang atau limfoblas.
- Leukemia limfositik kronis
Chronic lymphocytic leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi limfosit yang tidak normal dan secara perlahan menyebabkan kanker.
- Leukemia mieloblastik akut
Acute myeloblastic leukemia (AML) atau leukemia mieloblastik akut terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel mieloid yang tidak matang atau mieloblas.
- Leukemia mielositik kronis
Chronic myelocytic leukemia (CML) atau leukemia mielositik kronis terjadi ketika sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel mieloid yang matang.
Selain keempat jenis leukemia di atas, terdapat beberapa jenis leukemia lain yang jarang terjadi, di antaranya:
- Leukemia sel rambut (hairy cell leukemia).
- Leukemia mielomonositik kronis (chronic myelomonocytic leukemia).
- Leukemia promielositik akut (promyelocytic acute leukemia).
- Leukemia limfositik granular besar (large granular lymphocytic leukemia).
- Juvenile myelomonocyticleukemia, yaitu jenis leukemia mielomonositik yang menyerang anak usia di bawah 6 tahun.
Leukemia Disebabkan Oleh
Penyakit leukemia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh dan tumbuh secara tidak terkendali. Belum diketahui penyebab pasti dari perubahan yang terjadi, namun beberapa faktor berikut ini diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia. Faktor risiko yang dimaksud meliputi:
- Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita leukemia.
- Menderita kelainan genetika, seperti Down Syndrome.
- Menderita kelainan darah, seperti sindrom mielodisplasia.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi.
- Bekerja di lingkungan yang terpapar bahan kimia, misalnya benzena.
Gejala Penyakit Leukemia
Seperti dilansir dari Reader’s Digest, terdapat beberapa gejala leukemia, diantaranya :
- Sesak napas
Menurut Mark Levis, MD, PhD, seorang direktur dari program leukemia di The Johns Hopkins Sidney Kimmel Comprehensive Cancer Center, ketika pasien menjadi lebih lemah dan mudah lelah, mereka juga sangat mungkin mengalami sesak napas akibat anemia atau – dalam kasus yang lebih jarang – gumpalan di dada.
- Memar yang berlebihan atau spontan
“Memar yang tidak dapat dijelaskan tanpa trauma fisik mungkin merupakan salah satu dari banyak gejala leukemia,” menurut Pamela Crilley, DO, ketua departemen onkologi medis di Cancer Treatment Centers of America.
Terkait hal itu, Dr. Levis menyebut bahwa memar yang tidak biasa adalah hasil dari jumlah trombosit yang rendah atau masalah pembekuan darah.
“Anda akan memar secara spontan, padahal sebelumnya tidak melakukan apa-apa. Itu bisa terjadi di mana saja, tetapi biasanya akan berada di wilayah ekstremitas seperti kaki dan lengan,” terangnya.
- Perdarahan yang tidak biasa
Mirip dengan memar, mimisan yang tidak biasa atau perdarahan pada gusi, usus, paru-paru, atau kepala mungkin merupakan tanda defisiensi trombosit dan masalah pembekuan, yang dapat menunjukkan bentuk leukemia akut.
- Petechiae
Petechiae adalah bintik-bintik merah kecil di bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan. Menurut Dr. Crilley, petechiae bagaikan seseorang yang melukis titik-titik merah kecil dengan pena.
Bintik-bintik yang mungkin tidak Anda sadari karena menunjukkan jumlah trombosit yang rendah dan merupakan salah satu gejala leukemia. Menurut Dr. Levis, petechiae biasanya ditemukan di sekitar pergelangan kaki, karena gravitasi mengakibatkan penumpukan cairan tubuh di kaki bagian bawah sepanjang hari.
- Gusi membengkak dan membesar
Pembesaran ukuran gusi – yang juga dikenal sebagai hyperplasia gingival – ditemukan hanya pada sebagian kecil pasien leukemia akut. Meski demikian kondisi ini merupakan gejala leukemia yang paling jelas.
- Berkeringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari sering disebabkan oleh infeksi yang mungkin terkait dengan leukemia.
“Anda bisa saja mengalami sekujur tubuh basah kuyup hingga membasahi seprei,” kata Dr. Crilley.
- Sakit kepala berdenyut
Meski tidak umum, sakit kepala berdenyut-denyut mungkin merupakan tanda anemia terkait leukemia, atau bahkan kasus perdarahan yang mengancam jiwa di kepala.
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Periksa daerah leher, ketiak, dan selangkangan untuk melihat adanya pembengkakan kelenjar getah bening yang nyata tetapi tidak menyakitkan. Sebenarnya, ukuran normal kelenjar getah bening naik turun selama periode infeksi. Namun jika kelenjar tersebut tetap membesar, bisa jadi itu adalah gejala leukemia atau limfoma.
- Infeksi yang sering atau berulang
Jika Anda memiliki satu infeksi kecil dan tak hilang-hilang, mungkin sudah saatnya untuk menjalani cek darah lengkap untuk memeriksa kelainan pada sel darah putih, hemoglobin, dan tingkat trombosit.
Kadar sel darah putih yang tidak normal menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Orang yang mengalami ini sering mengalami infeksi dan perasaan selalu berada di ambang flu atau infeksi. Itu, ditambah dengan tanda-tanda lain seperti kelelahan atau memar, harusnya cukup membuat Anda waspada dan memeriksakan diri ke dokter.
Pencegahan Penyakit Leukemia
Belum ada cara yang efektif untuk mencegah leukemia hingga saat ini. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena leukemia, di antaranya:
- Melakukan olahraga secara teratur.
- Menghentikan kebiasaan merokok.
- Menggunakan alat pelindung diri, terutama jika Anda bekerja di lingkungan yang rentan terpapar bahan kimia, seperti benzena.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini, terutama jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
Pengobatan Penyakit Leukemia
Berikut ini beberapa metode pengobatan untuk mengatasi leukemia:
- Kemoterapi, yaitu metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat dapat berbentuk tablet minum atau suntik infus.
- Terapi imun atau imunoterapi, yaitu pemberian obat-obatan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan sel kanker. Jenis obat yang digunakan, misalnya interferon.
- Terapi target, yaitu penggunaan obat-obatan untuk menghambat produksi protein yang digunakan sel kanker untuk berkembang. Contoh jenis obat yang bisa digunakan adalah penghambat protein kinase, seperti imatinib.
- Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk menghancurkan dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi.
- Transplantasi sumsum tulang, yaitu prosedur penggantian sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat.
Terkadang, prosedur operasi juga dilakukan untuk mengangkat organ limpa (splenectomy) yang membesar. Organ limpa yang membesar dapat memperburuk gejala leukemia yang dialami penderita.