Mengenal Lebih Dalam Tentang Homeschooling

All About Homeschooling (Picture-01)

Sorotan24.com, Indonesia – Homeschooling atau di Indonesia lebih dikenal sebagai sekolah mandiri, yang merupakan sebuah metode pendidikan dimana orang tua memilih pendidikan anak untuk dilakukan di rumah daripada di sekolah formal. Homeschooling tidak hanya sekedar belajar mandiri di rumah, melainkan bertujuan untuk memaksimalkan potensi unik yang ada di dalam diri anak tersebut.

Di Indonesia sistem pendidikan homeschooling sudah menjadi sistem pendidikan yang sudah dilegalkan atau sudah diperbolehkan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2014. Sistem pendidikan homeschooling mengharuskan si anak untuk belajar di rumah bukan berkumpul di suatu tempat atau sekolah, tetapi guru lah yang mendatangi rumah anak tersebut kemudian memberi materi sesuai dengan kurikulum tertentu yang sedang ditempuh.

Homeschooling bukan sekedar menjalankan pendidikan di rumah saja, akan tetapi makna dari homeschooling sangatlah luas, mulai dari meliputi penentuan tujuan pendidikan, keinginan menjadikan anak seperti apa di masa depan, dan mengubah kebiasaan dari hal yang sepele menjadi sesuatu yang bermakna. Lantas seperti apa homeschooling itu dan bagaimana melaksanakannya? Simak dibawah ini.

Baca Juga: Apa itu Homeschooling? Yang wajib diketahui orang tua

Syarat Homeschooling

All About Homeschooling (Picture-02)
(Sumber foto: dok pixabay.com)

Setidaknya jika kita ingin memilih homeschooling sebagai sistem pembelajaran, terdapat 4 syarat bagi orang tua yang ingin menerapkan homeschooling bagi anak-anaknya, yaitu :

  1. Membuat Homeschooling Plan Anda Sendiri
    Sebelum menerapkan homeschooling harus memiliki rencana yang jelas. Dalam perencanaan tersebut paling tidak berisi dengan hal-hal sebagai berikut ini:

      • Uraian tentang visi, misi, dan target melaksanakan homeschooling.
      • Alasan dan latar belakang mengapa memilih homeschooling.
      • Membuat tujuan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
      • Penjelasan tentang target melaksanakan homeschooling.
      • Langkah-langkah mewujudkan tujuan pendidikan homeschooling.
      • Membuat Jadwal dan materi pelajaran yang akan anda berikan.
      • Dan Menyusun strategi dalam melaksanakan homeschooling.
  2. Menyusun kurikulum sendiri
    Untuk menyusun sebuah kurikulum dalam system pembelajaran homeschooling itu sendiri bukanlah merupakan tindakan sembarangan. Dikarenakan hal ini menyangkut masa depan sang anak. Jadi dalam proses penyusunan kurikulum ini lebih baik berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan setempat dan terkait agar lebih efektif.
  3. Menyiapkan tenaga pengajar yang berkualitas
    Kita temui dalam pendidikan formal sudah tersedianya guru oleh pemerintah maupun dari pihak sekolah, maka pada sistem homeschooling kita harus mencari guru secara sendiri. Untuk kualifikasi gurunya sendiri tidaklah sembarangan, akan tetapi guru tersebut haruslah berkualitas serta memenuhi aspek seperti tingkat Pendidikan, penguasaan materi yang dimiliki serta memiliki sifat sebagai pendidik.
  4. Membuat laporan ke Dinas Pendidikan
    Pelaporan ini sangatlah penting, dengan tujuan agar anak bisa melaksanakan ujian kesetaraan dengan lancar tanpa adanya halangan sedikitpun.

Adanya Perkumpulan Homeschooler Indonesia

All About Homeschooling (Picture-03)
(Sumber foto: dok time4learning.com)

Homeschooler ialah merupakan praktisi homeschooling. Homeschool mulai digalakkan sejak awal era reformasi. Awal terbentuknya Homeschooler karena adanya proses sapa menyapa dan adanya pertukaran informasi via mailing list dan social media antar siswa yang mengikuti homeschooling yang ketika itu mereka menyadari akan beberapa hal terkait persoalan homeschooling.

Jadi dapat dikatakan homeschooler terbentuk dari kesamaan pengalaman antar sesama murid yang mengikuti system pendidikan homeschooling. Adapun berikut beberapa persoalan homeschooler yang mereka alami :

  • Kebijakan yang mengatur jalur pendidikan informal belum memadai,
  • Banyak yang kurang/salah paham tentang homeschooling,
  • Adanya perlakuan diskriminatif pada anak-anak homeschooling,
  • Banyak keluarga anak-anak homeschooling yang tidak mengerti aturan-aturan legal yang menjadi landasan praktek mereka,
  • Belum terhubungnya keluarga homeschooler di berbagai kota dan provinsi.

Akhirnya pada tahun 2016 disepakatilah organisasi untuk menangani persoalan-persoalan tersebut di daerah Semarang. Dan tepatnya pada tanggal 20 Desember 2016, terciptalah organisasi Perkumpulan Homeschooler Indonesia atau biasa disingkat dengan PHI.

PHI meyakini bahwa pembelajaran mandiri berbasis keluarga atau homeschooling merupakan hal yang harus dihargai dan dilindungi oleh masyarakat dan negara. Dengan melakukan pembelajaran di rumah, baik anak maupun keluarga homeschooler harus diperlakukan secara setara dan tanpa diskriminatif oleh semua pihak untuk menghargai perbedaan yang ada tersebut.

Baca Juga: 5 Jurusan Favorite Di Indonesia !

Homeschooling Ternama di Indonesia

All About Homeschooling (Picture-04)
(Sumber foto: dok alodokter.com)

Kini homeschooling telah banyak tersebar dan tersedia di kota-kota besar di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palembang, dan lain-lain seperti layaknya sekolah formal biasa, homeschooling juga memiliki landasan hukum di Indonesia. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 129 Tahun 2014 tentang Sekolah Rumah.

Terdapat beberapa homeschooling yang cukup ternama di Indonesia, adapun beberapa list homeschooling yang ada yaitu :

  1. Homeschooling Kak Seto
    Jenjang pendidikan di homeschooling ini dimulai dari tingkat SD sampai SMA. Kurikulum yang digunakan bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan telah terakreditasi A.
  2. Primagama Homeschooling
    Jenjang pendidikan di sini dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Kurikulum yang digunakan ialah kurikulum nasional (TK, SD, SMP, SMA), Internasional (Cambridge International Examination), dan kurikulum anak berkebutuhan khusus. Selain bidang akademik, Primagama juga memberikan kesempatan anak-anak untuk memilih ekstrakurikuler sesuai minat mereka.
  3. INRII Homeschooling
    Kata INRII merupakan singkatan dari Indonesia Berdikari. Lembaga ini telah ada dan berdiri sejak Mei 2010. Lembaga ini juga merupakan anggota dari Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (ASAHPENA) dan ketua umumnya adalah Dr. Seto Mulyadi, Psi., Program yang ada dalam homeschooling ini ialah community class, distance learning, dan tutor visiting.
  4. Kasih Anugerah
    Program yang disediakan pada homeschooling ini di antara lain adalah tutorial, klasikal, dan mandiri. Untuk program tutorial adalah guru mendatangi murid dengan waktu dan tempat yang disesuaikan keinginan siswa. Dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu. Program klasikal adalah anak belajar di dalam kelas setiap hari yang sudah ditetapkan yakni pada hari selasa dan kamis pukul 08.00 sampai 13.00 wib. Yang terakhir adalah program mandiri siswa, pada program ini akan belajar sendiri dan didampingi oleh orangtua dan guru privat.

Pro dan Kontra Homeschooling

All About Homeschooling (Picture-05)
(Sumber foto: teen.kapanlagi.com)

Dalam perkembangan program homeschooling di Indonesia tidak begitu saja diterima oleh para orang tua dan masyarakat. Ada pro dan kontra terkait homeschooling, berikut beberapa diantaranya :

  1. Pro homeschooling:
      • Waktu yang fleksibel.
        Bagi orang tua, anak dan pengajar dapat menentukan waktu sendiri untuk memulai pembelajaran serta dapat memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari
      • Dapat mengembangkan bakat anak.
        Setiap anak memiliki bakat dan minat sendiri-sendiri, maka dengan homeschooling akan lebih optimal untuk mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya
      • Minimnya resiko bullying.
        Dengan homeschooling bisa menghindarkan sang anak terhadap tindak bullying yang dilakukan oleh teman-temannya dan orang tua akan merasa lebih aman.
      • Mengurangi tekanan dalam belajar.
        Dengan homeschooling anak tidak akan merasa tertekan karena sang anak belajar materi sesuai dengan kemampuannya sendiri.
  2. Kontra homeschooling:
      • Tidak adanya interaksi sosial karena terbatasnya ruang lingkup pergaulan sang anak. Kehidupan sosial anak terbatas hanya dengan pengajar dan orang tuanya.
      • Anak-anak yang homeschooling tidak bisa mendapatkan fasilitas yang sama dengan anak-anak yang belajar di sekolah formal.
      • Hal lain yang mungkin saja terjadi ialah menurunkan kedisiplinan anak. Anak bisa saja bermalas-malasan menunda waktu belajar. (NWKusuma/ed.)

Follow Us
Instagram
 | Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published.