Sorotan24.com, Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Menhub telah memesan 200 alat GeNose untuk ditempatkan di 44 stasiun yang tersebar di Jawa hingga Sumatera.
“Jadi memang kereta api, karena rapid antigen itu sudah menjadi mandatory (kewajiban), maka substitusi atau pendampingnya GeNose, yang sudah kita pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” kata Budi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (24/1/2021).
Namun, Budi belum membeberkan informasi GeNose akan ditempatkan di stasiun mana saja. Dia hanya mengatakan GeNose adalah pilihan untuk masyarakat, karena harga tesnya lebih murah dibandingkan dengan rapid test antigen.
“Jadi mandatory artinya apa? Setiap orang yang berangkat menggunakan kereta api wajib dilakukan test, apakah itu yang namanya rapid antigen atau GeNose. Masih punya 2 alternatif. Tapi dengan ini murah, tentu ini jadi pilihan, insyaallah. Oleh karenanya saya minta disiapkan 200 untuk 44 titik kereta api,” lanjutnya.
Baca Juga: PMI Surabaya Telah Terima 3.600 Kantong Plasma Konvalesen
Ia mengatkan, harga tes dengan menggunakan GeNose hanya dikenai harga sebesar Rp 20 ribu saja.
“Jadi kita memang membuat tahapan-tahapan penggunaan GeNose ini. Mengapa kereta api? Kereta api sudah kita tetapkan mandatory tanggal 5 (Februari). Karena kereta api ini ada jarak-jarak tertentu. Katakan, Jakarta-Bandung aja, Jakarta-Bandung kan tarifnya Rp 100 ribu. Kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi, itu kan mahal. Tapi dengan (GeNose) ini Rp 20 ribu, atau mungkin nanti kalau skalanya menjadi besar, menjadi di bawah Rp 5 ribu, itu terjangkau,” terangnya.
Dia menambahkan GeNose juga nantinya akan didistribusikan ke terminal bus secara bertahap. Setelah kereta api dan terminal bus sudah berjalan, lalu akan didistrubisikan ke bandara dan pelabuhan.
“Memang kemarin Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) menyarankan (GeNose) ke udara (bandara), tapi saya pikir kita konsentrasi di kereta api sama di bus dulu. Nanti kalau ini sudah pre event, berjalan satu bulan atau dua bulan, baru kita ke udara atau laut (pelabuhan). Ke laut, kita akan kemungkinan lakukan campaign juga. Udara mungkin yang terakhir,” imbuh dia.