Sorotan24.com, Indonesia – Tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi yang terjadi apabila tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normal. Sedangkan anemia atau kondisi kurang darah ini terjadi karena kurangnya hemoglobin dalam tubuh. Darah rendah dan kurang darah memiliki gejala awal yang sama sehingga sering salah diartikan oleh banyak orang padahal keduanya memiliki penyebab serta penanganan yang berbeda.
Lalu apa saja perbedaan keduanya? Melansir dari halodoc.com, berikut penjelasannya.
Baca Juga : Darah Tinggi Vs Darah Rendah, Mana yang Paling Berbahaya?
Penyebab Hipotensi vs Penyebab Anemia

Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normalnya. Ketika darah mengalir melalui arteri, darah perlu memberikan tekanan di dinding arteri yang mana tekanan tersebut menjadi patokan ukuran tekanan darah. Tekanan darah yang rendah inilah dapat menyebabkan penghambatan jumlah darah yang mengalir pada otak serta berbagai organ vital tubuh, salah satunya adalah ginjal.
Gejala yang biasa terjadi adalah pusing, tubuh lemah dan terasa goyah, hingga pingsan atau kehilangan kesadaran. Beberapa kondisi yang menyebabkan hipotensi adalah kurangnya cairan tubuh, kehamilan, pendarahan, diabetes, sampai karena adanya gangguan hormon tiroid.
Berbeda dengan hipotensi, kondisi kurang darah atau anemia terjadi karena kurangnya hemoglobin dalam tubuh. Anemia terjadi apabila kadar hemoglobin pada tubuh di bawah kisaran normal. Namun kisaran normal hemoglobin cukup berbeda tergantung pada usia dan jenis kelamin. Untuk wanita dewasa berkisar 12-16 gram per desiliter sedangkan untuk pria dewasa berkisar 13,5-18 gram per desiliter.
Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi atau vitamin B12 dan asam folat dalam tubuh maupun bisa juga disebabkan oleh beberapa kondisi tubuh lainnya seperti pendarahan, kehamilan kegagalan produksi sel darah sampai penyakit ginjal kronis.
Cara Menangani Darah Rendah dan Kurang Darah

Secara pasti, seseorang perlu menggunakan tensimeter untuk memastikan pengukuran tekanan darahnya ataupun menggunakan Hb meter untuk mengetahui kadar hemoglobin.
Dalam penanganannya, penderita anemia kemungkinan besar akan diberikan suplemen zat besi atau vitamin B12 dan asam folat, tergantung jenis anemianya. Sedangkan untuk penderita hipotensi, dokter kemungkinan besar akan menganjurkan penderitanya untuk lebih mengatur aktivitasnya menjadi pola hidup yang lebih sehat seperti anjuran untuk beristirahat yang cukup dan menghindari minuman beralkohol atau minuman kafein.
Meski terdengar sama, nyatanya kedua gangguan kesehatan ini memiliki banyak perbedaan dari mulai penyebabnya hingga cara penanganannya. Maka dari itu, jika kalian mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, kalian lebih baik segera memeriksakannya ke dokter ahli. Karena dengan begitu, kalian dapat mengetahui secara pasti kondisi tubuh kalian dan bagaimana penanganan tepat untuk mengatasinya. Tidak disarankan untuk melakukan self-diagnose atau diagnosa sendiri karena kemungkinan kesalahan penanganan akan berakibat fatal.
Itulah perbedaan dari gangguan kesehatan darah rendah dan kurang darah. Apakah artikel ini membantu kalian dalam pemahaman lebih lanjut mengenai anemia dan hipotensi? Jika ya, kalian bisa saling berbagi di kolom komentar terkait pengetahuan atau pengalaman kalian dan jangan lupa untuk share artikel ini ya!
Follow Us
Instagram