Sorotan24.com, Indonesia – Kapal Penumpang KM Ladang Pertiwi yang memuat sembako, serta 40 orang penumpang tenggelam setelah dihantam ombak.
Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Paotere Makassar menuju Pulau Pamantauang di Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Kapolsek Liukang Kalmas, AKP Rusli mengatakan, kapal dihantam ombak saat mengalami mati mesin dan kehabisan bahan bakar di perairan sebelah barat Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Kronologi Awal Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi
Basarnas merilis kronologi awal karamnya KM Ladang Pertiwi. Kapal yang bertolak pada Jumat (27/5) sore awalnya dilaporkan mengalami hilang kontak pada malam hari.
Namun saat laporan diterima Basarnas tak bisa langsung menuju ke lokasi. Pasalnya laporan awal murni sebatas hilang kontak.
“Malam itu sudah masuk infonya tapi belum ada yang bisa konfirmasi apakah kapal itu terbalik atau bagaimana, cuma masih hilang kontak, jadi kami cuma menginformasikan ke kapal-kapal yang melintasi di situ untuk memberikan pertolongan,” ucap Kepala Siaga Basarnas Makassar Ardiansyah kepada detikSulsel, Sabtu (28/5).
Kepastian KM Ladang Pertiwi tenggelam baru terkonfirmasi pada keesokan harinya, Sabtu (28/5). Ardiansyah mengungkapkan kapal dihantam badai sekitar 10 NM dari titik pemantauan kapal yang menyebabkan mati mesin sehingga kapal terbalik.
Selanjutnya kapal juga diduga kehabisan BBM. Kondisi ini menjadi salah satu faktor Kapal Motor Ladang Pertiwi tenggelam di Selat Makassar.
“Untuk analisa sampai ke situ bisa jadi karena kami sempat lihat video korban selamat ada informasi bahwa BBM habis,” katanya.
Baca Juga: Kronologi dan Fakta Kecelakaan Beruntun di Depan Menara Saidah
Korban Hilang 25 Orang
Basarnas Makassar melaporkan total 25 penumpang KM Ladang Pertiwi dinyatakan hilang. Pencarian yang dilakukan sepanjang Sabtu (28/5) tak membuahkan hasil.
“26 (telah diklarifikasi jadi 25) orang masih pencarian,” ujar Ardiansyah, Sabtu (28/5).
Ardiansyah mengatakan KN SAR Kamajaya milik Basarnas turut diterjunkan ke lokasi. Dua kapal milik nelayan ikut membantu pencarian korban.
“Untuk Basarnas mengerahkan KN SAR Kamajaya, ada sekitar 30 orang di kapal,” kata Ardiansyah.
“Terus ada juga nelayan yang mencari 2 unit kapal. Pencarian di sekitar lokasi kejadian,” sambung Ardiansyah.
Namun hingga memasuki Sabtu (28/5) malam, pencarian harus diakhiri dan bakal dilanjutkan pada Minggu (29/5).
“Operasi Search and Rescue (SAR) hingga malam ini, yang dilakukan oleh KN Sarkam Jaya masih nihil untuk pencarian 25 orang lagi untuk pencarian atau kegiatan dan operasi SAR malam ini dan besok akan dilanjutkan pukul 06:00 pagi,” kata Kepala Kantor Basarnas Makassar Djunaidi, Sabtu (28/5) malam.
Korban Selamat 17 Orang
Basarnas Makassar juga melaporkan total 17 korban ditemukan selamat. Para korban ada yang dievakuasi ke Takalar dan adapula yang dievakuasi ke Banjarmasin, Kalsel.
“(Korban selamat) 7 diangkut ke Banjarmasin (Kalimantan Selatan), yang 10 sementara proses evakuasi di daerah Tanah Keke, sementara dijemput oleh tim,” kata Ardiansyah kepada detikSulsel, Sabtu (28/5).
Para korban selamat total ditolong oleh tiga unit kapal. Ketiga unit kapal itu kebetulan sedang melintas saat KM Ladang Pertiwi tenggelam.
“Tiga kapal yang menolong, jadi 1 (kapal) temukan 7 orang, satunya angkut 9 orang, 1 kapal lagi angkut 1 orang,” ujar Ardiansyah.
Kapal Tidak Punya Izin Layar
Syahbandar Makassar mengungkap dugaan KM Ladang Pertiwi tidak punya izin layar, khususnya mengangkut penumpang. Kapal disinyalir sebagai kapal niaga.
KM Ladang Pertiwi juga dituding tidak melaporkan ke Syahbandar sebelum bertolak ke Pangkep. Pelayaran itu diduga kuat ilegal.
“Ya benar, nggak ada izin (berlayar) dari Syahbandar Perikanan. (Berlayar membawa penumpang) harus diizinkan Syahbandar. Iya (pelayaran KM Ladang Pertiwi) tindakan ilegal,” ujar Koordinator Posko Kantor Cabang Utama Syahbandar Makassar Nufrizal Atmakaesa kepada detikSulsel, Sabtu (28/5).
Menhub Minta KM Ladang Pertiwi Diselidiki
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang sedang berada di Makassar turut menanggapi peristiwa KM Ladang Pertiwi. Budi meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun tangan melakukan penyelidikan.
“Saya akan tugaskan Dirjen Laut dan KNKT untuk menyelidiki,” kata Budi kepada detikSulsel di Makassar, Sabtu (28/5).