Sorotan24.com, Indonesia – Pengertian dakwah dalam bahasa memiliki arti memanggil, mengajak, menghimbau, dan hidangan. Dakwah juga dapat diartikan sebagai seruan atau ajakan.
Islam disebarkan melalui dakwah. Islam yang dikutip dari buku Dakwah dalam Al-Quran oleh Yuli Umro’atin, Islam merupakan agama dakwah. Agama ini disebarkan dan diperkenalkan kepada umat manusia melalui kegiatan dakwah, tanpa kekerasan, paksaan, atau penggunaan senjata. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Terdapat banyak ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan mengenai dakwah. Salah satunya melalui QS. An-Nahl ayat 125 dengan bunyi sebagai berikut.
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana, pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Islam masuk di Indonesia tidak terlepas dari peran Wali Songo. Para Wali Allah menggunakan berbagai strategi untuk menyebarkan Islam. Salah satu strategi dakwah Wali Songo yang terkenal adalah dakwah. Dakwah yang membumi dapat menggunakan pendekatan kultural ini untuk meyakinkan masyarakat Jawa agar memeluk agama Islam.
Baca Juga : Ayat Surah Al-Baqarah Ini Punya Banyak Keutamaan Loh! Yuk Amalkan!
Pengertian Dakwah
Menurut bahasan, dakwah berasal dari kata da’a sehingga memiliki arti memanggil, mengundang, ajakan, himbauan, dan hidangan. Dalam Al-Qur’an, kata dakwah memiliki arti yang hampir sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir. Namun, setelah dikaji lebih mendalam, makna dan penggunaan kata-kata ini berbeda.
Dalam buku Gagasan Dakwah milik Abdul Wahid menjelaskan, dakwah secara etimologis berasal dari kata Arab da’a-yad’u-da’watan. Kata ini memiliki arti yang sama dengan Nida’ yang artinya memanggil, mengajak, dan menyeru.
Apabila dipahami dalam konteks Al Quran, pengertian dakwah tersebut relevan dengan firman-Nya pada QS. Yunus ayat 25:
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25).
Pada ayat ini, Allah SWT berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk berjalan di jalan yang lurus (Islam) sebagai syarat masuk surga. Namun, Allah SWT menegaskan bahwa tidak semua orang (secara sadar dan patuh) ridha dengan ajaran Islam yang dianutnya. Abdul Wahid menyimpulkan bahwa tidak semua orang mau menerima pesan dakwah sebagai sasaran dakwah.
Ulama Tafsir Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai ajakan atau seruan untuk taubat, atau upaya untuk mengubah dakwah menjadi keadaan yang lebih baik dan lebih sempurna, baik secara pribadi maupun sosial. Menurutnya, dakwah harus dilakukan dengan kerendahan hati, kebijaksanaan, dan tata krama yang sempurna.
Hakikat dakwah juga dapat dipahami lewat QS. Fussilat ayat 33 yakni mengajak ke jalan Allah SWT dengan perkataan dan perbuatan yang baik (ahsanu qaula dan ahsanu amalah).
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri” (QS. Fussilat: 33).