Sorotan24.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta masih tergolong rendah dengan angka 2,9 persen, apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia yang menyentuh angka 7 persen.
“Angka kematian di Jakarta itu saat ini 2,9 persen, di bawah 3 persen. Kalau lihat provinsi-provinsi lain ada yang di atas 7 persen. Mengapa angka kematiannya rendah, padahal orangnya sama, bangsanya sama, bahasanya sama, makanannya sama, interaksinya sama,” kata Anies dalam webinar Dinas PPAPP, Jumat (4/9/2020).
Dilansir dari Liputan6.com. Anies mengatakan, rendahnya tingkat kematian akibat corona di DKI Jakarta dikarenakan massifnya testing Covid-19 yang dilakukan di Ibukota. Sehingga bisa dapat di tanggulangi dengan tepat.
“Karena kita melakukan testing masif, karena kita menemukan angka positif banyak sehingga mereka bisa diisolasi dan bila mereka orang yang punya risiko, maka orang ini bisa dirawat dengan cepat,” kata Anies.
Banyaknya testing Covid-19 di DKI Jakarta membuat angka positif Covid-19 di DKI selalu teratas. Namun, dalam hal itu Anies tidak khawatir dengan angka tertinggi itu karena hal itu mencerminkan massifnya testing Covid-19.
“Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa wah Jakarta angka (terkonfirmasi) positif-nya tinggi itu dipandang negatif, berarti dia tidak paham cara kerja pengendalian COVID-19 ini. Kenyataannya, Covid-19 nya banyak. Hari ini memang masih banyak. Karena itulah, kita tingkatkan (testing),” jelas Anies.
Anies juga mengakui tingginya positivy rate atau penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta berada di level yang tinggi atau mengkhawatirkan. Oleh karena itu ia meminta semua masyarakat DKI Jakarta untuk tetap mensosialisasikan protokol kesehatan Covid-19.
“Beberapa hari ini memang agak mengkhawatirkan. Karena itu, saya sampaikan hari-hari ini, bapak ibu sekalian harus lebih aktif. Mengapa? Karena angka persentase positif kita tiga minggu yang lalu itu masih di bawah 5%. Misalnya sebagai contoh dites 100 orang, lalu ada 3 orang yang positif artinya 3% positivity rate-nya. Sekarang positivity rate kita di atas 10%. Ini angka yang sangat mengkhawatirkan,” terangnya.