Sorotan24.com, Indonesia – Perjuangan Rasulullah SAW untuk menyebarkan Islam secara terbuka mendapat tentangan keras dari kaum Quraisy. Inilah salah satu alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah ke Madinah.
Peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak bisa lepas dari campur tangan kaum Quraisy terhadap Islam. Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan al-Ali Hasani an-Nadwi, ada beberapa alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah. Berikut alasannya.
Baca Juga : Perbedaan Azab, Cobaan dan Istidraj. Jangan Sampai Salah!
Alasan Nabi Muhammad dan Sahabatnya Hijrah
1. Siksaan Quraisy Terhadap Islam
Rasulullah SAW menyaksikan bencana yang menimpa para pengikutnya. Bahkan, banyak dari mereka yang disiksa dalam kehidupan nyata. Meskipun dia tidak bisa melindunginya.
Lalu, beliau berkata kepada mereka, “Seandainya kalian pergi ke negeri Habsyah. Sesungguhnya, di sana terdapat seorang raja yang tidak akan dianiaya orang yang ada di dekatnya. Negeri Habsyah ialah tanah kebenaran. Kalian sebaiknya berada di sana hingga Allah memberikan kelapangan bagi kalian.”
Akhirnya, atas perintah Nabi SAW, rombongan muslim yang terdiri dari 10 laki-laki dan 4 perempuan berangkat ke negeri Habsyah. Ini adalah migrasi pertama umat Islam. Diantaranya adalah Utsman bin Affan dan istrinya Ruqayyah Bintu Rasulullah SAW. Mereka dipimpin oleh Utsman bin Mazh’un.
2. Serangan dan Gangguan Quraisy Kepda Rasulullah SAW
Alasan kedua migrasi Nabi Muhammad dan para sahabatnya adalah karena kaum Quraisy melakukan berbagai upaya untuk mencegah Nabi SAW melakukan dakwah. Mereka tidak bisa meyakinkan para pemuda yang masuk Islam untuk kembali kepada mereka, tetapi dakwah Nabi SAW tidak berkurang. Jadi mereka membujuk orang-orang bodoh di antara mereka untuk mendustakan, menyakiti, mengirim sihir dan tenung perdukunan kepada Rasulullah SAW.
3. Kepentingan Dakwah Islam dan Meringankan Beban Rasulullah SAW
Melalui Sirah Nabawiyah menyatakan bahwa alasan lain migrasi umat Islam ke Mekkah adalah untuk kepentingan dakwah Islam. Selain itu, sebagai upaya untuk meringankan beban Nabi Muhammad SAW.
Dari umat muslim yang hijrah, kita bisa melihat luasnya wilayah kemanusiaan, jenisnya, luasnya di berbagai tingkatan, dan status sosial masyarakat Mekkah. Ada kaya dan miskin, tua dan muda, pria dan wanita yang merupakan penduduk asli Mekkah.
Hal ini menunjukkan keagungan, kekuatan dan kesempurnaan dakwah yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
4. Adanya Baiat dari Kaum Anshae (Madinah)
Sebelum melakukan hijrah kedua, terjadi dua kali baiat dari penduduk Madinah. Baiat pertama terjadi di Gunung Aqaba, diikuti oleh 13 orang. Mereka bersumpah untuk menerima Islam. Peristiwa ini disebut Perjanjian Aqabah I.
Kemudian, pada tahun 622 M, terjadi janji kedua yang dikenal dengan Perjanjian Aqabah II. Dalam beberapa riwayat, dikatakan bahwa baiat ini diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat kepada kaum Anshar untuk membela Islam dan melindungi Islam dan pengikutnya. Beliau kemudian memerintahkan para sahabat dan umat Islam di Mekkah untuk pergi ke Madinah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman.” Atas perkataan tersebut, mereka berbondong-bondong menuju Madinah. Sementara, Rasulullah SAW tetap tinggal di Mekkah hingga menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.
Namun, pada hijrah kedua ini mendapatkan tekanan lebih parah dari Quraisy daripada hijrah pertama. Dikutip dari buku Hijrah Pandangan Al-Qur’an karya Ahzami Samiun Jazuli, mereka diperlakukan berbeda saat bertemu kembali dengan Raja Najasy.
Beberapa Muslim telah berpartisipasi dalam hijrah kedua lebih dari sebelumnya. Ibnu Ishak menjelaskan bahwa dia menghitung terdapat 83 orang laki-laki, termasuk Amr bin Yasir. As-Suhaili mengatakan bahwa itulah pendapat terkuat yang diriwayatkan oleh ahli sejarah seperti Waqidi, Ibnu Uqbah, dan lainnya.
Selain keempat alasan di atas, meninggalnya dua sahabat terdekatnya, Siti Khadijah dan Abu Thalib, juga menjadi alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Tepatnya pada 13 tahun dari pasca kenabian.