Sorotan24.com, Indonesia – Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam yang jatuh pada setiap tanggal 10 Zulhijah. Hari Raya Idul Adha juga biasa disebut dengan Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban. Disebut demikian, karena pada 10 Zulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah haji sedang melaksanakan rukun haji terakhirnya dengan penyembelihan kurban. Hari Raya Idul Adha dilanjutkan dengan prosesi umat Islam berkumpul di pagi hari untuk sholat Eid dan menyembelih sapi, kambing, domba dan hewan kurban lainnya bagi mereka yang mampu. Hewan kurban yang disembelih dibagikan kepada masyarakat umum sebagai sarana ketakwaan kepada Allah SWT. Lalu bagaimana sejarah mengenai Idul Adha?
Baca Juga : Bagaimana Kisah Meninggalnya Nabi Muhammad SAW? Simak Kisahnya
Kisah Ketakwaan Nabi Ibrahim Sebagai Sejarah Awal dari Hari Raya Idul Adha
Hari Raya Idul Adha tidak terlepas dari kisah ketakwaan Nabi Ibrahim yang rela berkorban di bawah perintah Allah SWT.
Idul Adha memperingati ujian keimanan paling berat yang pernah diterima Nabi Ibrahim.
Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim dikenal sebagai orang yang kaya raya, namun tetap tidak mengabaikan ketaatannya kepada Allah.
Konon, Nabi Ibrahim memiliki 1.000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 unta. Harta yang cukup melimpah pada masanya.
Bahkan, riwayat lain mengatakan bahwa jumlah ternak Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor.
Suatu ketika, Nabi Ibrahim ditanya oleh seseorang, terkait pemilik ternak sebanyak itu.
Nabi Ibrahim menjawab bahwa sapi itu milik Allah yang akan ia berikan apapun yang Allah inginkan.
Bahkan, Nabi Ibrahim mengaku jika Allah menghendaki, ia juga akan memberikan putra kesayangannya, Ismail.
Pernyataan Nabi Ibrahim itulah yang kemudian digunakan oleh Allah untuk mengujinya.
Allah menguji iman dan ketakwaan Nabi Ibrahim dengan menyuruh Nabi Ibrahim dalam mimpinya untuk menyembelih putra kesayangannya yang berusia tujuh tahun, Ismail.
Meski menunggu seorang anak dalam waktu yang lama dan akhirnya menyambut Ismail di usia tua, Nabi Ibrahim mengutamakan dan menaati perintah Allah.
Nabi Ibrahim dengan sepenuh hati memutuskan untuk menuruti perintah Allah dan berusaha menepis keraguan.
Perintah Allah juga didukung oleh Nabi Ismail sendiri, yang meminta ayahnya untuk mengayunkan pisaunya sambil memalingkan muka dari wajahnya.
Ketika Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail di Padang Arafah, tiba-tiba datang firman Allah.
Allah meminta Nabi Ibrahim menghentikan niatnya dan menggantinya dengan penyembelihan seekor kambing.
Para malaikat dikatakan terkejut dengan pengorbanan yang rela dilakukan Nabi Ibrahim untuk membuktikan kesetiaan dan ketakwaannya kepada Allah.
Allah juga telah meridai Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang telah bertawakal.
Itulah sejarah peristiwa Idul Adha yang identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Selain itu, peristiwa kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya mendirikan Ka’bah bersamaan dengan ibadah haji.