Sorotan24.com, Indonesia – Raksasa teknologi Google pada akhirnya mengungkapkan mengenai penyebab “down” layanan Google yang mencakup Gmail dan Youtube di berbagai negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terjadi pada Senin (14/12/2020) malam.
Google telah mengonfirmasi penyebab “down” atau gangguan layanan yang terjadi di seluruh dunia pada hari Senin (14/12/2020) lalu disebabkan oleh kesalahan teknis di dalam sistem internal. Google melihat semua aplikasi utamanya, termasuk YouTube dan Gmail, offline pada Senin malam. Hal ini membuat jutaan orang tidak dapat mengakses layanan utama.
Seperti dilansir dari republika.co.id, “Hari ini, pada pukul 03.47 PT Google mengalami gangguan sistem otentikasi selama kurang lebih 45 menit karena masalah kuota penyimpanan internal. Layanan yang mengharuskan pengguna untuk masuk mengalami tingkat kesalahan yang tinggi selama periode ini, “ ungkap juru bicara Google.
Kejadian tersebut cukup memiliki dampak terutama untuk para pengguna. Pasalnya, berbagai layanan Google lainnya seperti Google Maps, serta Kalender dan aplikasi Google Drive, semuanya terdampak dan ikut tidak bisa diakses.
Bahkan pengguna yang mencoba mengunjungi situs web YouTube disambut dengan pesan “Ada yang tidak beres.”
Sebagai informasi tambahan, Youtube merupakan salah satu layanan Google yang paling banyak digunakan di dunia. Bahkan, lebih dari dua miliar pengguna, aktif menggunakan YouTube. Sedangkan Gmail merupakan platform email yang paling populer di dunia dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna.
Situs web pemantauan layanan Down Detector juga melaporkan bahwa pengguna memiliki masalah yang ditandai ketika pengguna mengakses Google Play Store dan alat komunikasi dari berbagai layanan Google seperti Google Meet dan juga Hangouts.
Menanggapi kejadian tersebut, Adam Leon Smith, ketua Kelompok Minat Khusus dalam Pengujian Perangkat Lunak di BCS, Chartered Institute for IT, menyoroti masalah yang dialami oleh pengguna Google selama gangguan. Insiden ini menjadi sebuah tanda pembuktian bahwa manusia bergantung pada teknologi dunia saat ini.
Seperti yang juga dilansir dari republika.co.id, “Ketergantungan kami pada teknologi telah berkembang pesat, tetapi jumlah yang dihabiskan untuk keandalan, pengujian, dan kualitas tidak tumbuh secara paralel,” ucap Adam Leon Smith.