Dilansir dari Kompas.com, DUBAI – Dewan Tertinggi Federal Uni Emirat Arab (UEA) memilih Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebagai Presiden UEA, setelah Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan meninggal dunia pada Jumat (13/5).
Sheikh Mohammed, yang dikenal sebagai Mbz, dipilih sebagai Presiden oleh dewan agung federal pada sabtu (14/5). Dewan tersebut terdiri dari para pemimpin tujuh emirat di federasi UAE
Pemimpin de facto Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan terpilih sebagai presiden negara Teluk Arab itu, satu hari setelah saudara tirinya Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed wafat.
Dilaporkan Emirates News Agency, Penguasa Dubai dan Perdana Menteri UAE, Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum menyampaikan selamat kepada Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Baca Juga : PARAH!! KKB Papua Menembaki Pesawat Kargo Asian One di Ilaga
Setelah Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan wafat, UEA menetapkan hari berkabung nasional selama 40 hari. Selama masa berkabung ini, berbagai tempat usaha dan hiburan di seluruh negeri ditutup untuk menghormati mendiang presiden.
Semua billboard elektronik di Dubai menampilkan foto mendiang presiden pada Jumat malam dan bendera dikibarkan setengah tiang.
Sejak menderita stroke pada 2014 Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan sudah jarang terlihat di depan umum. Dia tutup usia pada umur 73 tahun.
Sebagai penguasa Abu Dhabi, Sheikh Khalifa merupakan yang terbesar dan terkaya dari tujuh syekh yang ada di UEA.
Adik laki-lakinya, Putra Mahkota Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, diharapkan menjadi presiden negara dan penguasa Abu Dhabi.
MBZ, seperti yang biasa dikenal Sheikh Mohammed, telah menjadi pemimpin de facto UEA selama bertahun – tahun karena kesehatan Sheikh Khalifa yang buruk.
Tapi ini adalah akhir dari sebuah era untuk UEA, yang ditandai dengan periode kedua perkembangan pesat untuk sektor layanan dan pengetahuan.
