Dilansir dari Detik.com, Jakarta – Vladimir Putin mewanti-wanti negara-negara barat akan melancarkan serangan ke target baru bila Amerika Serikat (AS) menyuplai rudal jarak jauh ke Ukraina. Namun Presiden Rusia itu tidak menyebutkan detail mengenai target baru itu.
“Kami akan melancarkan serangan ke target-target yang sebelumnya belum disasar (bila rudal itu dikirimkan)!” ucap Putin menjawab pertanyaan kanal TV Rossiya-1 seperti dilansir dari Reuters dan kantor berita AFP, Minggu (5/6/2022).
Namun, dia tidak menyebut secara rinci target yang dimaksud akan diserang oleh Rusia.
Dia mengatakan “keributan” seputar pasokan senjata Barat ke Ukraina dirancang untuk meredakan konflik.
Ukraina telah mencari Multiple Rocket Launch Systems (MLRS) seperti M270 dan M142 HIMARS untuk menyerang pasukan dan persediaan senjata di belakang pasukan Rusia.
Pemerintah AS Memberikan Pengakuan
Pemerintah AS mengaku akan mengirim paket bantuan untuk tentara Ukraina sebesar USD 700 juta atau setara Rp 10,1 triliun (kurs Rp 14.500/USD). Sebelumnya, sudah ada bantuan total USD 4,6 miliar ke Ukraina sejak Rusia menginvasi pada akhir Februari 2022.
Dari paket bantuan itu, ada roket canggih di dalamnya. AS mengirim empat sistem roket artileri mobilitas tinggi, atau HIMARS, beserta amunisinya. AS juga mengirim bantuan untuk Ukraina, lima radar kontra-artileri, dua radar pengawasan udara, seribu rudal Javelin, dan 50 Command Launch Units.
Ada pula 6 ribu senjata anti armor dan 15 ribu peluru artileri ukuran 155 milimeter. Masih ada lagi, empat helikopter Mi-17, 15 kendaraan taktis, dan suku cadang serta peralatan lainnya.
Meskipun para pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa keputusan AS untuk memasok Ukraina dengan sistem roket canggih dapat memperburuk konflik, Putin mengatakan itu tidak akan membawa perubahan mendasar di medan perang.
“Kami memahami bahwa pasokan (sistem roket canggih) dari Amerika Serikat dan beberapa negara lain dimaksudkan untuk menebus kerugian peralatan militer ini. Ini bukan hal baru, dan pada dasarnya tidak mengubah apa pun,” kata Putin.
Dalam kutipan wawancara yang sama yang ditayangkan pada Sabtu (4/6), Putin membual bahwa pasukan anti pesawat Rusia telah menembak jatuh puluhan senjata Ukraina dan “menghancurkannya seperti kacang.”
Baca Juga: DPR: Kenaikan Harga Tiket Masuk Borobudur Bisa Mengurangi Jumlah Wisatawan
Spesifikasi HIMARS
HIMARS menjadi salah satu dari wujud bantuan AS untuk Ukraina. HIMARS adalah sistem roket mobilitas tinggi. Berikut spesifikasinya, dikutip dari Al Jazeera:
- Dipasang di kendaraan truk
- Roket dari HIMARS mampu bermanuver
- 1 Unit HIMARS dapat membawa enam roket
- Dapat diisi ulang sekitar 1 menit
- Jangkauan: 80 km (50 mil)
Jangkauan roket HIMARS hampir dua kali lipat jangkauan howitzer M77, senjata yang juga disediakan Amerika Serikat dan telah dikirim ke Ukraina pada Mei. HIMARS mampu membuat pasukan Ukraina menyerang dengan jarak jauh dari garis depan Rusia. Pasukan Ukraina juga dapat meluncurkan serangan dari jarak yang lebih terlindungi.
Menandingi roket Rusia
Dilansir Aljazeera, Rusia menggunakan roket BM-30 Smerch. Jangkauan roket rusia itu adalah 90-120 km. Jadi, jangkauan HIMARS yang 80 km itu sudah lumayan mampu mengimbangi roket Rusia.
Namun demikian, analis riset di Royal United Services Institute, Samuel Cranny-Evans, mengatakan Ukraina tetap perlu saksama mengintai Rusia.
“Tergantung pada kemampuan Ukraina untuk melakukan pengintaian dan fungsi pengumpulan intelijen ke dalam operasional Rusia dan mengkoordinasikannya dengan aset artileri baru,” tutur Samuel.