Dilansir Dari Tempo.co, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan hingga saat ini sudah 22 negara menghentikan ekspor komoditas pangan. Untuk itu Jokowi minta masyarakat, termasuk relawan untuk hati-hati terkait pangan.
Hal itu disampaikan Presiden kepada para relawan dalam Acara Silaturahmi Tim Tujuh Relawan Jokowi di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu.
“Hati-hati yang namanya urusan pangan, produksi pangan. Negara-negara lain mulai Januari kemarin baru ada tiga negara yang stop ekspor bahan pangannya, sekarang sudah 22 negara tidak ekspor bahan pangannya,” kata Jokowi kepada para relawan dalam Acara Silaturahmi Tim Tujuh Relawan Jokowi di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu, 11 Juni 2022.
Oleh sebab itu, lanjut Jokowi, banyak negara yang kini mulai membatasi ekspor.
“Negara-negara lain juga sudah mulai membatasi tidak ekspor pangan, hati-hati mengenai ini. Kalau kita tidak bisa mandiri urusan pangan ini juga bisa menyebabkan bahaya bagi negara kita,” sambung Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak para pengusaha yang bergabung di Hipmi untuk bergelut dalam bisnis pangan.
Salah satu negara yakni India yang menangguhkan ekspor gandum untuk melindungi kebutuhan dalam negeri dan menekan inflasi pangan.
Baca Juga: KPK Tambah Kapasitas Rutan Puspomal TNI
Langkah Larangan Ekspor
Iini diambil saat dunia sedang mengalami kelangkaan bahan pangan seperti gandum. Hal ini diakibatkan oleh perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, dua negara yang juga termasuk produsen gandum terbesar dunia.
Oleh karenanya, Jokowi mewanti-wanti posisi Indonesia yang masih harus mengimpor gandum serta sejumlah komoditas lainnya, seperti jagung dan kedelai.
Namun untuk komoditas beras, sebagai bahan pangan utama, ia mengatakan Indonesia patut bersyukur karena sudah tiga tahun terakhir tidak lagi mengimpor beras.
“Hati-hati yang urusan beras, biasanya kita impor 2 juta ton, sudah tiga tahun ini kita tidak impor beras sama sekali. Ini patut kita syukuri, berkat tadi bendungan yang sudah kita bangun,” kata Presiden.
Jokowi menambahkan bahwa sistem irigasi untuk pangan didukung oleh pembangunan 29 bendungan yang sudah terealisasi dari target 65 bendungan.