Sorotan24.com, Indonesia – Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) dan Rumah Guru BK (RGBK) menggelar webinar “Meningkatkan Minat Baca Pada Siswa Melalui Read Aloud” pada Sabtu, 11 Juni 2022.
Webinar ini dilakukan sebagai keprihatinan mengenai rendahnya literasi membaca di Indonesia.
“Melalui Webinar KGSB mengenai teknik read aloud ini, kami berharap para guru dan tenaga pendidik memiliki pemahaman yang cukup dan dapat menerapkan pada siswa,” kata Ruth Andriani, selaku Founder KGSB.
“Semoga edukasi membaca nyaring ini dapat berkontribusi meningkatkan literasi membaca di Indonesia,” tambah Ruth.
Webinar ini diikuti oleh ratusan guru dan pengajar dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi di Indonesia dan Timor Leste.
Acara ini menghadirkan beberapa founder narasumber, yaitu:
- Roosie Setiawan (Founder Reading Bugs dan Penasehat RAI)
- Ihdinal Hikmatin Tajdidah (Penggerak Reading Bugs dan Penasehat RAI), serta Anna Susanti (Founder Rumah Guru BK serta Widyaiswara Kemendikbudristek).
Baca Juga : Jurusan yang Sangat Dibutuhkan Perusahaan. Gajinya Bukan Main!
Tahapan dalam Membaca Lantang
Dalam penyampaian oleh Roosie Setiawan ia menjelaskan, berbicara adalah proses alami, tetapi membaca juga membutuhkan proses belajar. Karena 90% perkembangan otak yang penting terjadi pada 5 tahun pertama kehidupan, maka kemampuan membaca harus dipersiapkan sedini mungkin.
Psikolog dan pakar literasi Amerika, Hollis Scarborough memperkenalkan konsep Reading Rope (Tali Membaca). Konsep ini menjelaskan bahwa membaca memerlukan dua keterampilan yaitu pengenalan kata dan fonik serta pemahaman.
Guru turut memiliki peran dalam meningkatkan minat baca dan membangun budaya literasi di lingkungan sekolah. Metode Interactive Read Aloud (IRA) salah satu contoh dalam alat pendidikan untuk pengembangan bahasa siswa.
Struktur Metode Interactive Read Aloud (IRA)
Struktur dari IRA sendiri terbagi menjadi 5 (lima) bagian yang diantaranya:
- Perkenalkan Teks
- Membaca Teks
- Mendiskusikan Teks
- Tinjau Kembali Teks (Opsional)
- Menanggapi Teks (Opsional).
“Metode read aloud ini juga bisa digunakan untuk siswa belajar membaca, bahkan yang gemar membaca. Selain itu, read aloud juga melatih keterampilan menyimak dan untuk membangun kedekatan dengan siswa,” kata Rossie.
Ihdinal Hikmatin Tajdidah memaparkan, untuk bisa menguasai metode read aloud, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus diperhatikan oleh para guru, yakni seperti persiapan, saat memulai dan selama kegiatan berlangsung, hingga sesudahnya.
Dalam tahapan persiapan terdapat 4 (empat) hal yaitu menetapkan tujuan pembacaan, memilih bahan bacaan, membaca kembali, dan merencanakan tanggapan.
Di tahap kedua yaitu saat dan selama kegiatan dimulai dengan membaca informasi latar bacaan, memperhatikan intonasi, kecepatan, dan penekanan kata, serta melakukan interaksi gestur.
Selanjutnya tahapan akhir yaitu sesudah, ditutup dengan diskusi bersama pendengar.
“Persiapan merupakan tahap terpenting dalam mempraktikan metode read aloud. Contohnya panjang teks dan bacaan yang nyaman untuk kita baca, menjadi pertimbangan penting dalam memilih bahan bacaan,” jelas Dina.
Ana Susanti menambahkan, sebagai role model tenaga pendidik perlu memiliki kepekaan bahwa membaca merupakan kunci sukses belajar dan menjadi budaya. Selain itu, guru juga diminta untuk berani dalam memulai inisiatif kegiatan bersama untuk meningkatkan minat membaca.
Terakhir, tidak perlu ada tindakan nyata berupa teladan mengkampanyekan membaca terkait buku di sekolah serta berbagai praktik baik.
“Mari kita bersama-sama mensosialisasikan metode read aloud kepada lingkungan sekolah dan lingkungan terdekat untuk meningkatkan minat baca, serta menumbuhkan budaya literasi yang baik,” tutup Ana.